Tujuannya jelas: untuk menandatangani persetujuan penggabungan dengan Uni Eropa dalam waktu dekat, ketika Ukraina siap."
Budapest (ANTARA News) - Para menteri luar negeri Hungaria, Slowakia dan Republik Ceko pada hari Kamis akan mengunjungi Kiev dan berharap dapat bertemu dengan pemerintahan yang baru, demikian diungkapkan Budapest, Rabu.

Para pemimpin baru Kiev dijadwalkan akan mengumumkan kabinet bersatu pada hari Kamis, menyusul penggulingan dramatis yang terjadi terhadap presiden pro-Rusia, Viktor Yanukovych, lapor AFP.

Yanukovych tersingkir dari jabatannya setelah berlangsungnya aksi unjuk rasa selama berbulan-bulan karena ia menolak bergabungnya Ukraina dengan Uni Eropa.

Ketiga menteri luar negeri "akan berangkat besok sore ke Kiev, dan diharapkan ketika pemerintahan yang baru di Ukraina terbentuk, mereka dapat bertemu dengan pemerintah baru," kata juru bicara kementerian luar negeri Hungaria, Gabor Kaleta, kepada AFP.

"Jika tidak, mereka akan melakukan pertemuan dengan Rada (parlemen)," tambahnya.

Menteri-menteri luar negeri yang akan datang di Kiev itu adalah Janos Martonyi dari Hungaria, Miroslav Lajcak dari Slowakia dan Lubomir Zaoralek dari Republik Ceko.

Rincian kunjungan masih dalam tahap penyelesaian, namun setelah melakukan lawatan ke Kiev, ketiga menteri diperkirakan akan terbang ke kota di wilayah timur, Donetsk, "kemungkinan besar untuk bertemu dengan para perwakilan masyarakat Rusia," kata Kaleta.

Martonyi dan Zaoralek juga berencana melakukan kunjungan ke Transcarpathia, wilayah yang memiliki penduduk minoritas etnik Hungria yang kuat.

Pada Selasa, kementerian Hungaria menyatakan keprihatinan terhadap dugaan kekerasan yang dialami kalangan minoritas oleh kelompok kanan-jauh Ukraina, Pravy Sektor.

Negara-negara kuat dunia telah berupaya menurunkan ketegangan menyangkut krisis Ukraina.

Pada saat yang sama, pimpinan sementara negara itu tengah bergulat dengan ancaman runtuhnya perekonomian serta separatisme setelah Yanukovych meninggalkan Kiev --menyusul terjadinya pembantaian besar-besaran dalam satu minggu yang menewaskan hampir 100 orang.

Para diplomat senior Uni Eropa dan Amerika Serikat telah mengunjungi negara bekas Soviet itu baru-baru ini.

Uni Eropa telah mengatakan pihaknya siap memberikan bantuan keuangan bersyarat kepada Ukraina.

Menteri Luar Negeri Lithuania Linas Linkevicius sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa ia juga berencana datang ke Kiev hari Kamis untuk melakukan pembicaraan dengan kepemimpinan baru tentang kesepakatan bergabung dengan UE serta bantuan keuangan.

"Pembentukan pemerintahan yang baru adalah hal penting bagi Ukraina karena akan membuka kemungkinan tercapainya persetujuan soal dukungan dari lembaga-lembaga keuangan," kata Lingkeviius kepada AFP.

"Kita tahu bahwa kondisi anggaran (di sana) sangat dramatis. Uni Eropa dan IMF (Dana Moneter Internasional) harus menyiapkan bantuan.

"Tujuannya jelas: untuk menandatangani persetujuan penggabungan dengan Uni Eropa dalam waktu dekat, ketika Ukraina siap," ujarnya. 


Penerjemah: Tia Mutiasari

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014