Pada musim panen tanam pertama sebelumnya rata-rata hasil panen di atas 6,5 ton per hektare gkp. Tapi tahun ini produksinya turun drastis,"
Kulon Progo (ANTARA News) - Produksi padi Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menurun akibat terserang hama.

Ketua Kelompok Tani Martani Giripeni, Untung di Kulon Progo, Kamis, mengatakan produksi padi pada musim tanam pertama ini rata-rata hanya mencapai 4,66 ton per hektare gabah kering panen (gkp).

"Pada musim panen tanam pertama sebelumnya rata-rata hasil panen di atas 6,5 ton per hektare gkp. Tapi tahun ini produksinya turun drastis," kata Untung saat melakukan tradisi "wiwitan" di Bulak Giripeni.

Menurut Untung, penurunan produksi padi ini disebabkan tiga hal yakni adanya hama pengeret batang, hama wereng, dan terendam banjir.

"Kami masih tetap bersyukur, meski banyak terjadi kendala dalam musim tanam ini, kami masih tetap dapat panen padi meski hasilnya tidak memuaskan," katanya.

Sebagai rasa ungkapan syukur atas hasil panen ini, kata dia Kelompok Tani Martani mengadakan tradisi "wiwitan" sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan.

Selain itu, "wiwitan" ini menggambarkan semangkat kebersamaan dan gotong royong petani dalam meningkatkan hasil pertanian.

"Kami masih bersyukur dapat memanen padi. Harapannya, ke depan hasil panen akan lebih baik lagi," katanya.

Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY Nanang meminta petani Kulon Progo selalu menerapkan pola tanam, mengolah tanah dengan baik, dan memberikan pupuk yang cukup.

"Produksi padi Kelompok Tani Martani masih dapat ditingkatkan. Perlu adanya gebrakan di sektor pertanian," kata Nanang.

Ia mengatakan harga beras di DIY masih dapat dikendalikan. Sebab, kebutuhan masyarakat akan beras dapat dicukupi petani di wilayah DIY.

Namun, kata Nanang, diprediksikan pada 2020 DIY akan terjadi krisis ketahanan pangan, karena sawah-sawah banyak yang sudah beralih fungsi.

"Untuk itu, menjaga ketahanan pangan tersebut sangat penting, dan harus dimulai dari sekarang," katanya.

(KR-STR/M008)

Pewarta: Sutarmi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014