Yogyakarta (ANTARA News) - Warga Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), membersihkan alur Sungai Gendol untuk menghindari bahaya banjir lahar dingin yang berasal dari material vulkanik erupsi Gunung Merapi ketika musim hujan nanti. "Alur sungai tersebut dinormalkan sejauh dua kilometer dengan cara menebang pohon sengon yang berada di alur sungai tersebut," kata Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Alam, Dinas Pengairan, Pertambangan dan Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Sleman, Widi Sutikno saat berlangsung Gladi Lapangan Penanganan Lahar Dingin di Argomulyo, Cangkringan, Rabu. Selama ini Sungai Gendol jarang dialiri air sehingga masyarakat menanam pohon terutama sengon di alur sungai tersebut. Sekarang, karena dikhawatirkan ada banjir lahar dingin, pohon-pohon tersebut terpaksa ditebang. "Penebangan pohon tersebut bertujuan agar lahar dingin dapat mengalir dengan lancar di alur sungai itu dan tidak meluber ke permukiman penduduk," katanya. Upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk mencegah bahaya banjir lahar dingin adalah memberikan pelatihan mengenai penanganan lahar dingin kepada masyarakat, misalnya cara menyelamatkan diri dan bagaimana berlari ke lokasi aman jika terjadi banjir lahar dingin saat musim hujan. "Pelatihan yang dilakukan dalam bentuk simulasi di Argomulyo Cangkringan ini melibatkan sedikitnya 300 warga setempat," katanya. Simulasi seperti ini, kata dia, dilaksanakan di tiga lokasi, yaitu Cangkringan, Pakem dan Ngemplak. Setelah hari ini (Rabu, 13/9) dilakukan di Cangkringan, pada 16 September nanti bakal dilanjutkan di Pakem, kemudian di Ngemplak 21 September. "Material vulkanik Merapi yang akan menjadi lahar dingin jika musim hujan kemungkinan besar mengalir ke Sungai Gendol, Opak dan Boyong. Karena itu, perlu diantisipasi alirannya agar tidak menimbulkan korban jiwa dan kerusakan pada permukiman penduduk," kata Widi.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006