Oslo (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungannya di Norwegia, Rabu, ditanyai soal kasus Tibo dkk oleh media setempat dan sejalan dengan itu, ia meminta semua pihak, termasuk dunia internasional, untuk tidak mengkait-kaitkan hukuman mati dengan identitas agama. "Jangan menghubung-hubungkan kejahatan apapun dengan identitas, soal keyakinan, atau yang lainnya... Terkait dengan hukuman mati, hal itu juga dikenakan terhadap semua kalangan yang melakukan kejahatan," kata Presiden dalam jumpa pers bersama PM Norwegia Jens Stoltenberg seusai pertemuan mereka di Kantor PM Oslo, Rabu. Yudhoyono mengatakan hal tersebut ketika menjawab wartawan setempat yang mempertanyakan mengapa kerusuhan bernuansa SARA di Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), yang disebut wartawan bersangkutan sebagai "konflik di Sulawesi antara masyarakat Islam dan Kristen" hanya menghukum tiga warga setempat yang beragama Kristen, sedangkan tidak satu Muslim pun yang ditahan. "Itu gambaran yang tidak betul," tegas Yudhoyono. Menurutnya, dalam kasus kerusuhan di Poso maupun di wilayah-wilayah lainnya di Indonesia, sudah banyak orang yang diseret ke meja hijau. Ia mengatakan, tentu dirinya tidak bisa menyebutkan satu per satu siapa saja yang sudah diadili. "Tapi percayakan kami (Indonesia-red.) sangat menghormati supremasi hukum dan sebagai pemimpin saya harus bersikap adil dalam memastikan bahwa mereka yang bersalah harus dihukum secara adil," katanya. Tentang kerusuhan di Poso dan daerah-daerah lainnya, Presiden menjelaskan, ada dua aspek yang terkandung, yaitu upaya mengakhiri kerusuhan dan pentingnya penegakan hukum. Pemerintah Indonesia, lanjutnya, berkewajiban untuk memperkuat hubungan yang harmonis di antara masyarakat serta mengembangkan toleransi dan persaudaraan. Pada saat yang sama, ujarnya, Indonesia juga harus menjunjung tinggi supremasi hukum terhadap kejahatan apapun yang terjadi di Indonesia. Sementara itu, PM Norwegia dalam menjawab pernyataan yang sama mengatakan, dirinya tidak memiliki informasi yang rinci tentang kasus yang ditanyakan wartawan bersangkutan. Namun secara umum, ia mengatakan bahwa Norwegia selalu menekankan pentingnya semua pihak untuk menghormati dan menjunjung tinggi hak azasi manusia. Tibo Cs, ketiganya terpidana mati kasus kerusuhan Poso di Sulteng, sudah dijadwalkan akan menghadapi regu tembak pada 12 Agustus 2006 namun ditunda.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006