Jakarta (ANTARA News) - Analis pasar modal Harry Su menilai aksi jual investor asing terhadap saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) diproyeksikan bersifat sementara.

"Investor asing lepas saham TLKM saya rasa hanya profit taking saja. Banyak pelaku pasar asing lepas saham-saham unggulan pada perdagangan hari ini," kata Harry Su yang juga Kepala Riset PT Bahana Securities di Jakarta, Senin.

Menurut dia, ke depannya kinerja saham Telekomunikasi Indonesia akan mengalami peningkatan karena ekspektasi investor terhadap pertumbuhan kinerja fundamental perseroan tetap positif.

Ia mengemukakan bahwa faktor pemilihan umum (Pemilu) dinilai akan menjadi katalis utama pertumbuhan kinerja fundamental perseroan.

"Apalagi, harga saham Telkom sekarang masih tergolong paling murah dibandingkan harga saham dari industri sejenis," kata Harry.

Pada perdagangan saham hari ini (Senin, 10/3) saham TLKM ditutup melemah 4,79 persen menjadi Rp2.185 per lembar saham.

Secara terpisah, Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia, Arief Yahya dalam siaran pers mengatakan bahwa pendapatan usaha tahun buku 2013 meningkat sebesar 7,5 persen menjadi Rp83 triliun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Pertumbuhan itu seiring dengan pertumbuhan anak usaha yakni Telkomsel yang membukukan pendapatan usaha sebesar 10,1 persen," kata dia.

Ia mengemukakan bahwa voice selular dan layanan data merupakan kontributor terbesar dari pendapatan usaha Telkom Group.

Pada bisnis jaringan tetap, lanjut dia, Perseroan terus mengembangkan Indonesia digital network. Pada Id-Acess, sampai dengan akhir Desember 2013, kapasitas jaringan akses perseroan mencapai 8,2 juta, terdiri dari "fiber to the home" (FTTH), "fiber to the curb" (FTTC), dan "Asymetric Digital Subscriber Line" (ADSL).

"Di samping itu, Telkom telah melakukan instalansi sebanyak 82,8 ribu titik akses WiFi di area publik. Titik akses ini dapat dinikmati oleh para pelanggan Telkom dan telkomsel," kata dia.

Sedangkan pada sisi transport, ia memaparkan, telkom telah menyelesaikan jaringan "backbone Id-ring" di seluruh Nusantara sepanjang 68,8 ribu kilometer dari target sebanyak 75.000 kilometer di 2015. (*)

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014