Jakarta (ANTARA News) - Ketua Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia (INACA), Arif Wibowo, menyatakan, semua anggota asosiasi maskapai penerbangan nasional itu selalu mementingkan konsistensi pelaksanaan prosedur pengamanan dan keselamatan penerbangan.

"Bukan karena ada kasus MH370 Malaysia Airlines ini ya. Semua anggota secara otomatis melakukan hal ini, semacam pengingat prosedur pengamanan dan keselamatan penerbangan di Tanah Air," kata dia, di Jakarta, Senin malam.

Atas kasus MH370 yang dinyatakan hilang sejak Sabtu siang (8/3) itu, pemerintah Malaysia mengungkap ada beberapa pemakai jasa penerbangan itu yang memakai paspor palsu. Seorang menggunakan paspor Italia dan seorang paspor Austria yang ternyata sebelumnya hilang.

Dengan begitu, ada dua pemegang paspor palsu bisa masuk ke dalam kabin Boeing B-777-200ER MH370 Malaysia Airlines, yang lepas landas dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur menuju Beijing, pada 00.41 waktu setempat Sabtu itu.  

Sejak lama, kata Wibowo, kecocokan identitas pemakai jasa penerbangan menjadi contoh klasik hal ini. "Jangan sampai nama di tiket dengan identitas resminya berbeda. Ini diperiksa sejak awal," katanya.

"Yang penting itu konsisten dan jangan kendor karena orang-orang berniat tidak baik juga bisa mengamati perilaku yang tidak konsisten ini," kata dia.

Dia memberi contoh yang terjadi di Terminal 1C Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. "Sejak di pintu pertama, identitas pemegang tiket sudah diperiksa dan dicocokkan. Ini hal yang sangat baik untuk meningkatkan pengamanan dan keselamatan penerbangan," kata dia.

"Untuk rute domestik saja aturannya ketat, apalagi untuk jalur internasional. Diperiksa benar-benar masa berlaku paspor dan visanya. Itu semua sudah prosedur baku operasi penerbangan," kata dia.

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014