Kuala Lumpur (ANTARA News) - Keluarga penumpang Malaysia Airlines MH370 yang hilang sejak Sabtu (8/3) mengaku sedikit lega setelah pemerintah Malaysia mengungkapkan informasi terbaru mengenai pesawat tersebut yang berdasarkan data radar telah menyimpang dari kota tujuan di Beijing, China.

"Selama tujuh hari ini, kami terus menunggu perkembangan informasinya. Dan setidaknya apa yang disampaikan oleh Perdana Menteri Najib Tun Razak dapat melegakan," kata Selamat Omar, orang tua dari salah satu penumpang MH370 dalam wawancara dengan stasiun televisi Astro Awani, Sabtu.

Dia berharap para penumpang dapat ditemui dalam keadaan selamat. "Dan tentunya saya turut berdoa agar semua penumpang dalam keadaan selamat," ungkapnya yang terus mengamati perkembangan informasi tersebut dari Hotel Everly, tempat para keluarga penumpang MH370 berkumpul yang difasilitasi oleh pihak Malaysia Airlines.

Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Najib menyampaikan bahwa pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang kontak sejak Sabtu (8/3) telah menyimpang dari jalur penerbangannya yang seharusnya menuju Beijing.

"Hari ini, berdasar data mentah satelit, yang kami terima dari penyedia layanan data satelit, bisa kami konfirmasikan bahwa pesawat yang tampak di radar utama adalah MH370," katanya dalam keterangan pers, Sabtu.

Pemerintah Malaysia masih menyelidiki semua kemungkinan, sebab mengapa penerbangan MH370 itu menyimpang dari laluan asalnya menuju ke Beijing, setelah disahkan bahwa pesawat yang dilihat dalam data radar utama ialah MH370.

"Sepanjang tujuh hari ini kami telah menelusuri setiap petunjuk dan meneliti setiap kemungkinan. Kepada keluarga dan rekan-rekan mereka yang terlibat, kami harap maklumat baru ini akan membawa kita lebih dekat kepada penemuan pesawat itu," katanya.

Najib telah mengarahkan Kementerian Luar Negeri supaya memberi informasi selengkapnya kepada pemerintah-pemerintah asing yang mempunyai penumpang dalam pesawat berkenaan.

Najib juga mengarahkan supaya berbagi semua informasi yang berkaitan secara bebas dan jujur dengan tim penyelidikan yang lebih besar, negara-negara tetangga dan negara lain yang menyertai operasi bersama itu.

Pewarta: N Aulia Badar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014