"Mereka perlu membagi waktu antara keluarga dan karier. Jika caleg laki-laki bisa bekerja hingga larut malam, mungkin para perempuan ini tidak bisa melakukan hal itu," katanya.
Yogyakarta (ANTARA News) - Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Yogyakarta tidak memasang target jumlah perempuan yang akan duduk di legislatif, namun tetap berharap ada peningkatan keterwakilan perempuan di parlemen.

"Pada periode 2009-2014, PDIP Kota Yogyakarta pernah memiliki satu wakil perempuan namun kemudian meninggal dunia. Kami harapkan, ada peningkatan pada periode mendatang," kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Yogyakarta Sujanarko di Yogyakarta, Sabtu.

Partai yang identik dengan warna merah tersebut mengajukan 13 calon anggota legislatif (caleg) perempuan yang akan bersaing memperebutkan kursi di DPRD Kota Yogyakarta.

Wakil perempuan tersebut tersebar merata di seluruh daerah pemilihan, dan Sujanarko berharap, ada satu caleg perempuan yang terpilih di setiap daerah pemilihan.

"Kami berharap dapat memperoleh 15 kursi tahun ini. Jika satu daerah pemilihan memiliki satu wakil perempuan, maka akan ada lima perempuan yang duduk di legislatif," katanya.

Seluruh caleg perempuan yang diajukan oleh partai, lanjut dia, berasal dari kader partai dan tidak ada caleg yang berasal dari luar partai.

"Kami tidak memberikan pembekalan khusus kepada caleg perempuan karena memang mereka adalah kader partai yang sudah memahami visi dan misi partai," katanya.

Sujanarko mengatakan, caleg perempuan memiliki kemampuan yang sama dengan caleg laki-laki bahkan terkadang memiliki kelebihan dalam melakukan advokasi terhadap masalah anak, perempuan dan keluarga.

"Mereka tentu akan lebih peka terhadap permasalahan-permasalahan itu," katanya.

Namun demikian, lanjut dia, peran ganda sebagai ibu rumah tangga bisa memengaruhi kinerja caleg perempuan.

"Mereka perlu membagi waktu antara keluarga dan karier. Jika caleg laki-laki bisa bekerja hingga larut malam, mungkin para perempuan ini tidak bisa melakukan hal itu," katanya.

Ia menambahkan, partai juga tidak memberikan perlakuan khusus untuk caleg perempuan, misalnya dalam dukungan biaya untuk kampanye.

"Kebutuhan pembiayaan kampanye ditanggung dengan cara iuran dari seluruh caleg. Caleg yang tidak terpilih akan memperoleh pengembalian biaya," katanya yang menyebut kebijakan tersebut sebagai upaya kemenangan gotong royong.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014