Mereka kini dalam perjalanan kembali ke Singapura
Singapura (ANTARA News) - Kementerian Pertahanan Singapura, Sabtu malam (15/3), menyatakan Angkatan Bersenjatanya akan terus mendukung operasi pencarian dan penemuan pesawat Malaysia Airlines di Selat Malaka.

Sehari sebelumnya, pesawat patroli kelautan Fokker-50 milik Angkatan Udara Republik Singapura ditempatkan di Pangkalan Udara Butterworth, Malaysia.

Kementerian tersebut menyatakan bahwa setelah pengumuman Pemerintah Malaysia pada Sabtu pagi operasi pencarian dan penemuan pesawat dengan nomor penerbangan MH370 di Laut China Selatan telah dihentikan, Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) juga telah menghentikan upaya pencariannya di sana.

Sejak Sabtu (8/3), SAF telah mendukung operasi di Laut China Selatan dengan mengerahkan kapal dan pesawat, seperti pesawat C-130, frigat klas-Formidable dengan dilengkapi satu helikopter S-70B Angkatan Laut, satu rudal corvette kelas-Victory, serta dukungan satu kapal selam dan kapal penyelamat yang membawa penyelam.

Mereka kini dalam perjalanan kembali ke Singapura, demikian laporan Xinhua.

Kementerian tersebut menambahkan SAF tetap siap menyediakan bantuan lebih lanjut buat Malaysia dalam mendukung upaya pencarian dan penemuan.

Sejauh ini, operasi pencarian oleh kapal angkatan laut dan pesawat dari lebih dua lusin negara telah gagal menemukan sekalipun cuma jejak pesawat MH370, yang hilang sepekan sebelumnya.

Sementara itu para penyelidik menduga pesawat tersebut mungkin telah jatuh di bagian selatan Samudra Hindia, tempat pesawat komersial bisa jatuh tanpa ada kapal yang melihatnya, radar yang mendeteksinya atau bahkan satelit yang memotretnya.

Perairan luas yang kosong tersebut adalah salah satu tempat paling terpencil di dunia dan juga salah satu perairan paling dalam, sehingga menimbulkan tantangan sangat besar bagi upaya pencarian yang kini dipusatkan pada daerah itu, satu dari beberapa kemungkinan tempat kecelakaan.

Bahkan Australia, yang memiliki wilayah pulau di Samudra Hindia dan mengirim pesawat pertolongan untuk membawa pelaut yang dari lautan dingin dengan gelombang sangat besar di wilayah selatan, tak memiliki jangkauan radar jauh di luar pantainya di Samudra Hindia.

"Di kebanyakan Western Australia dan hampir seluruh Samudra Hindia, nyaris tak ada jangkauan radar," kata satu sumber dinas penerbangan sipil Australia yang tak ingin disebutkan jatidirinya sebab ia tak berwenang berbicara kepada media.

"Jika ada sesuatu dalam jarak lebih dari 100 kilometer dari garis pantai, anda tak bisa melihatnya," kata sumber tersebut kepada kantor berita Inggris, Reuters.

Samudra Hindia, yang terbesar ketiga di dunia, memiliki kedalaman rata-rata lebih dari 12.000 kaki, atau dua mil. Samudra itu lebih dalam dibandingkan dengan Atlantik, tempat di mana diperlukan waktu dua tahun untuk menemukan pecahan satu pesawat Air France di dasar laut sekalipun puing yang terapung ditemukan dalam waktu cepat di lokasi kecelakaan. Pesawat Air France tersebut hilang pada 2009.

(C003)


Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014