"Saya ingin mengajak seluruh masyarakat Jakarta menjadi pemilih yang cerdas dan pintar," kata Damini kepada Antara di Jakarta, Senin.
Caleg perempuan kelahiran Belitang 4 Februari 1985 itu merupakan putri kelima pasangan Djalaludin dan Upik Nursiah.
Meskipun terbilang masih belia, perempuan yang berprofesi sebagai wiraswasta yang bergerak dalam bidang kelapa sawit dan pembiayaan itu mengaku siap maju ke pentas politik agar dapat membantu masyarakat dalam skala yang lebih luas.
"Kalau sebagai wiraswasta, keputusan yang saya buat mungkin hanya bisa mempengaruhi karyawan saya saja. Tetapi, kalau seandainya saya menjadi anggota dewan, saya punya kekuasaan yang lebih besar dan keputusan yang saya ambil bisa mempengaruhi ribuan bahkan jutaan orang," ujar Damini.
Dia menceritakan keputusannya untuk terjun ke dunia politik didasari salah satu pengalamannya, yaitu ketika melihat seorang ibu yang sudah tua datang ke sebuah restoran di daerah perkampungan dengan membawa uang Rp2.000 untuk membeli sayur.
"Kepada penjual, ibu itu meminta dengan memelas agar kuah sayurnya diperbanyak sehingga bisa dibagi bersama empat orang anaknya," cerita Damini.
Melihat pemandangan seperti itu secara langsung, dia merasa prihatin dengan kondisi masyarakat yang ada di Jakarta.
Menurut dia, sebagai ibukota negara, seharusnya tidak ada lagi warga yang hidup dalam garis kemiskinan.
"Sejak saat itu, saya bercita-cita untuk membuat perubahan di Kota Jakarta. Saya ingin membawa masyarakat yang tadinya hidup dalam kemiskinan menjadi sejahtera. Sehingga, Jakarta tidak hanya dinikmati oleh orang-orang yang ber-duit saja, tetapi benar-benar oleh semua masyarakat," katanya.
Pewarta: Cornea Khairany
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014
