Jakarta (ANTARA News) - Calon anggota legislatif (caleg) perempuan bertekad untuk memperjuangkan kepentingan buruh migran yang didominasi oleh kaum perempuan berpendidikan rendah, kata caleg PKPI Bea Larasati Iskandar.

"Caleg perempuan punya pekerjaan rumah yang berat, mereka harus memperjuangkan buruh migran yang sebagian besar adalah perempuan agar nasibnya lebih diperhatikan," kata Caleg Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Bea Larasati Iskandar di Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan, persoalan buruh migran sebenarnya bukan isu baru di Indonesia namun sayangnya tidak pernah ada kebijakan yang membuat persoalan itu terselesaikan dengan baik.

Padahal menurut caleg Daerah Pemilihan DKI Jakarta III itu buruh migran sudah lama disemati predikat pahlawan devisa namun sayang jasanya tidak pernah dibalas setimpal dengan kebijakan yang memihak.

"Mereka masih harus berjuang sendirian dan jarang mendapatkan perlindungan yang memadai bahkan dari pemerintahnya sendiri," kata perempuan yang lahir di Bandung, 10 Februari 1945 itu.

Bea yang sudah 14 tahun terjun dalam dunia politik itu menyadari sudah ada sejumlah peraturan perundangan terkait buruh migran tapi belum ditegakkan dengan baik.

"Ini yang akan kita urai benang kusutnya sebenarnya ada apa di tingkat perumus kebijakan, sebab buruh migran itu sudah begitu besar sumbangsihnya untuk negara," katanya.

Bea sendiri memiliki program khusus untuk membekali calon buruh migran dengan keterampilan dan sosialisasi tentang hak dan kewajiban sebagai pekerja rumah tangga.

Menurut dia buruh migran yang sebagian besar berasal dari kalangan berpendidikan rendah harus dicerdaskan agar bisa mendapatkan haknya secara layak.

Hal-hal seperti itulah yang harus disadari oleh caleg perempuan yang kini sedang memperebutkan kursi di parlemen, demikian Bea Larasati Iskandar.(*)

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014