Makassar (ANTARA News) - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta menyusun strategi politik berdasarkan peta sejarah dan perkembangan Indonesia.

Dalam buku "Gelombang Ketiga Indonesia" yang dikeluarkannya bulan Maret, menjelang Pemilu 2014, dia membagi sejarah bangsa ini menjadi tiga gelombang masa.

Gelombang pertama bermula dari jaman kerajaan, penjajahan hingga Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah bangsa.

Gelombang keduanya, saat Indonesia bergerak menuju negara modern, bergulat mencari sistem yang sesuai untuk menjadi negara modern.

"Kedua gelombang itu mayoritas dipengaruhi oleh faktor eksternal. Sekarang kita memasuki gelombang ketiga dengan faktor pendorong yang berbeda, yang terutama berasal dari dalam, yaitu perubahan komposisi demografi dan budaya," katanya.

Menurut Anis pada gelombang ketiga saat ini, komposisi penduduk Indonesia sedang didominasi penduduk berusia 45 tahun ke bawah.

Jumlah pemilih pemula pada pemilihan umum tahun ini juga cenderung meningkat. Dan para pemilih pemula pada pemilu tahun ini kebanyakan lahir pada saat atau setelah era reformasi, tidak pernah merasakan langsung rejim yang otoriter.

Selain itu pada gelombang ketiga ini jumlah penduduk usia produktif bertambah yang berorientasi meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup.

Masyarakat juga dinilai telah melampaui fase kebutuhan dasar dan sedang menjalani fase pemenuhan kebutuhan atas pengakuan dan penerimaan menjadi bagian dari kelompok tertentu.

Faktor-faktor itu, menurut dia, menjadi tantangan bagi partai politik dalam menggalang dukungan suara pada Pemilu 2014.

Anis mengatakan, partai saat ini tidak bisa lagi menggunakan strategi "grosiran", bernegosiasi dengan penguasa atau pemimpin untuk meraup jutaan suara masyarakat sekaligus.

Partai mutlak harus menerapkan strategi gerilya, menjelajahi relung-relung sumber suara demi mendapatkan satu dukungan individu.

Anis juga menganggap kaum muda sebagai sumber dukungan suara besar pada pemilihan umum tahun ini karenanya PKS berusaha mendekati kelompok muda untuk menggalang dukungan.


Mendekati yang muda

Menurut Ani, PKS sudah gencar melakukan pendekatan ke komunitas kaum muda untuk meraih dukungan dari kelompok yang kebanyakan terdiri atas pemilih pemula itu.

"Kami terus melakukan pendekatan door to door kepada kaum muda. Ini penting dilakukan karena saat ini sudah tidak bisa pakai cara instan seperti mendekati pemimpin dan mendapatkan jutaan massa dari berbagai dapil secara serentak," katanya.

Anis mengatakan PKS menekankan kepada setiap pengurus wilayah untuk bergerilya, mendekati komunitas di setiap daerah pemilihan.

"Semua ini dibiasakan sejak saya masih menjabat sebagai Sekjen PKS. Kala itu saya sering mendatangi seluruh DPW satu per satu lalu mengajak mereka berkeliling silahturahmi dengan masyarakat. Hanya dengan cara itu penggalangan massa bisa terwujud," kata Anis.

PKS juga mulai memunculkan slogan yang akrab di telinga kaum muda seperti "PKS Gue Banget" dan menciptakan lagu kampanye yang dapat diterima kalangan muda.

"Semua dilakukan untuk melebarkan basis massa. Karena basis massa kami sudah kembali seperti tahun 2009, sekarang ini upayanya menambah kantong massa baru," kata dia.

Anis juga mengklaim partainya memiliki manajemen organisasi yang baik dan seluruh pengurus dan kadernya bisa  bekerja sesuai porsi masing-masing.

"Contohnya yaitu saya kalau kunjungan ke DPW tidak pernah bersama pengurus inti, tetapi dengan beberapa orang bagian teknis saja, karena kunjungan ke daerah itu bisa selesai dengan tim teknis, dan itu karena ada sebuah manajemen," kata Anis.

Menurut dia, PKS juga memegang prinsip untuk tidak mendidik kader menjadi sangat dominan dalam struktur partai agar partai tidak terkungkung terhadap satu-dua tokoh saja.


Modernisasi partai

Anis mengatakan, dalam beberapa tahun belakangan PKS ingin memposisikan diri sebagai partai modern dan sudah melakukan tim observasi untuk memantau pemilu di beberapa negara Benua Eropa dan Amerika demi mewujudkan keinginan itu.

"Dari sana kami melakukan global learning, (belajar) tentang bagaimana partai modern di negara lain bekerja. PKS pun bergerak dinamis, karena kami ingin mewujudkan cita-cita menjadi partai modern," kata dia.

Dalam upaya mewujudkan platform baru partai, kata Anis, PKS juga menyatakan anti menggunakan politik uang dalam menggalang dukungan massa. Ia juga menekankan bahwa dasar penggalangan dukungan massa dalam partainya bersifat sukarela.

"Kalau saya mau, saya bisa bayar massa untuk kampanye, tapi tidak saya lakukan. Partai itu dasarnya voluntary, maka semua yang bergabung harus dilandasi perjuangan bersama. Dengan cara ini kami akan mendapatkan massa ideologis yang benar-benar mencintai partai," kata dia.

Dia juga mengklaim bahwa selama ini kader bergerak secara gotong royong dan biasa melakukan "saweran" untuk menggelar kegiatan kampanye.

"Coba saja perhatikan kalau ke daerah, kader PKS biasa saweran, apa saja yang ada yang bisa dipakai buat kepentingan partai. Partai ini kan organisasi milik bersama, jadi berjuang sama-sama," tuturnya.

Anis mengatakan semua upaya itu mematangkan dan memperkuat posisi partainya dalam peta politik Indonesia. Harapannya, kematangan dan kekuatan itu bisa membawa dukungan besar ke partainya.


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014