Yang penting bukan pengangkatan kotak hitamnya, tapi lokasinya terlebih dahulu.
Jakarta (ANTARA News) - Wahana canggih AS Towed Pinger Locator 25 dan unsur bantuan dari berbagai negara kini berlomba dengan waktu untuk menjejak kotak hitam pesawat Malaysia Airlines MH370 yang sinyalnya akan mati setelah 30 hari.

Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo mengatakan para pencari akan berkonsentrasi untuk menemukan titik lokasi kotak hitam MH370 itu dengan mengukur kecepatan angin, kekuatan arus bawah air, dan metode ukur lainnya.dari lokasi jatuhnya pesawat.

Oleh karena itu, lokasi jatuhnya MH370 harus dipastikan terlebih dahulu. Lokasi serpihan-serpihan pesawat yang  yang dinyatakan berada di selatan Samudera Hindia, atau sebelah barat Perth, Australia, kata Dudi, belum tentu menjadi lokasi jatuhnya MH370.

"Kemarin, dinyatakan puing-puing ditemukan, tetapi harus dicari lagi diumana jatuhnya pesawat itu. Bukan berarti lokasi puing itu merupakan lokasi jatuhnya pesawat," ujar Dudi kepada ANTARA News di Jakarta, Selasa.

Jika dihitung sejak tanggal 8 Maret 2014 atau ketika pesawat itu dinyatakan hilang, kemungkinan besar sisa waktu baterai di kotak hitam yang memancarkan sinar ultrasonik itu tinggal sekitar 13 hari lagi.

Dudi merujuk pada kecelakaan pesawat yang pernah menimpa Airbus A330-200 milik Air France yang jatuh ke Samudra Atlantik pada 2009.

Saat itu, untuk mengangkat kotak hitam Air France, yang sedianya terbang dari Rio de Jenairo ke Paris, diperlukan waktu bertahun-tahun. Namun lokasi kotak hitam itu sudah dapat ditemukan sebelum daya tahan baterai itu habis.

"Yang penting bukan pengangkatan kotak hitamnya, tapi lokasinya terlebih dahulu. Untuk mengangkat kotak hitam itu memang dibutuhkan alat-alat teknis lainnya," ujar dia.

Satu kasus lagi yakni jatuhnya pesawat Adam Air pada 2007 yang bertolak dari Surabaya ke Makassar, Indonesia. Menurut Dudi terdapat "keanehan" dalam kasus Adam Air. Sinyal ultrasonik yang dipancarkan dari baterai kotak hitam Adam Air saat itu, kata dia, mampu bertahan hingga dua bulan.

Namun, Dudi tidak ingin berspekulasi terkait kemungkinan MH370 juga bisa bernasib serupa dengan Adam Air.

"Tidak bisa berspekulasi, data pastinya, semua menunggu dari tim pencari," ujarnya.
Setelah Malaysia mengumumkan pada Senin malam, bahwa penerbangan MH370 berakhir di Samudra Hindia, pencarian berskala multinasional terus dilakukan.

Angkatan Laut Amerika Serikat misalnya telah menyebar Towed Pinger Locator 25 atau alat khusus pencari black box (kotak hitam) pesawat MH370 di Samudera Hindia. Alat khusus pencari kotak hitam itu dikabarkan bisa menyelam ke dalam laut hingga kedalaman 20.000 kaki atau sekitar 6.000 meter.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014