Beijing (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada Selasa menyatakan kegusarannya setelah seorang akademisi Uighur yang tengah ditahan memenangi penghargaan hak asasi manusia di Amerika Serikat.

Ilham Tohti, profesor bidang ekonomi yang membela hak kaum Muslim Uighur dari wilayah barat China di Xinjiang, ditahan pada Januari dan didakwa atas tindakan separatisme.

PEN American Center pada Senin mengatakan akan menganugerahi Tohti dengan penghargaan Kebebasan Menulis PEN/Barbara Goldsmith .

Penghargaan itu akan diterima oleh anak Tohti yang tengah belajar di Universitas Indiana, di New York pada 5 Mei.

Jurubicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hong Lei saat ditanya tanggapannya mengenai penghargaan itu mengatakan Tohti merupakan tersangka tindak kriminal.

"Orang tersebut adalah tersangka tindak kriminal. Institusi keamanan publik Tiongkok tengah menangani masalah ini sesuai hukum," kata Hong kepada wartawan seperti dikutip Reuters.

"Tidak ada organisasi ataupun siapapun yang bisa mencampuri kedaulatan hukum dan kemerdekaan Tiongkok."

Kasus Tohti menarik perhatian di AS maupun Uni Eropa. Istri Tohti menyebut tuduhan kepada suaminya itu sebagai hal yang konyol.

"Tohti mewakili generasi baru penulis yang terancam yang menggunakan laman dan media sosial untuk menentang penindasan dan menyebarkannya ke pihak-pihak yang peduli di seluruh dunia," kata Presiden PEN American Center Peter Godwin.


Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014