Denpasar (ANTARA News) - Tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), dan Dinas Peternakan Bali menemukan dua kasus penularan virus flu burung (avian influenza/AI) pada ternak babi di Bali. "Dua kasus itu ditemukan pada dua kabupaten dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali (yang diteliti)," kata Direktur Program Pengkajian serta Sosialisasi Flu Burung dan Pandemi Influenza FKH Unud, Drh. I Gusti Ngurah Mahardika, di Mengwi, Kamis. Ia mengatakan, dari hasil penelitian laboratorium, dua ternak babi positif tertular virus H5N1, namun tidak ditemukan perkembangan baru atau virus kiriman dari luar daerah. "Jika virus AI yang menimpa ternak babi itu tidak segera diantisipasi, dikhawatirkan dapat menginfeksi ternak babi secara alami di Bali," kata Mahardika. Virus AI selain menyerang ternak hewan, virus ganas sesuai data resmi hingga delapan September 2006 menyerang 63 orang di Jawa dan Sumatera, 48 orang diantaranya meninggal dunia. "Hingga saat ini kasus flu burung di Bali belum ditemukan berjangkit pada manusia," ujar Mahardika seraya mengharapkan semua pihak meningkatkan kewaspadaan untuk menghindari penyakit yang cukup berbahaya tersebut. Bali dengan penduduk sekitar 3,2 juta jiwa, memiliki populasi unggas yang cukup padat yakni sekitar 12 juta ekor, satu juta ekor diantaranya babi. Virus AI pada ternak babi di Bali secara genetik satu klaster dengan virus asal Sumatera, yakni tempat penempelan dengan reseptor secara molekuler mempunyai preferensi reseptor unggas. Hal itu perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak, mengingat virus H5N1 menyebar pada ternak unggas di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Bali yang kedapatan telah menyerang ternak ayam, itik dan entok (jenis angsa berleher pendek). "Virus H5N1 di Bali menyebar pada 37 kecamatan atau 67 persen dari 55 kecamatan yang ada di Bali. Hal itu sesuai hasil penelitian FKH Unud terhadap 152 desa yang disampling, 53 desa diantaranya positif tertular virus H5N1," kata Mahardika.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006