Kediri (ANTARA News) - Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) versi Muktamar Surabaya pimpinan Choirul Anam (Cak Anam) membentuk sebuah tim untuk mempersiapkan pendirian partai baru. Ketua Dewan Syura DPP PKB versi Muktamar Surabaya KH Abdurrahman Chudlori, usai pertemuan dengan sejumlah ulama di Ponpes Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Kamis petang, mengatakan tim yang diberi nama "Tim 17" tersebut akan bekerja secara total setelah Hari Raya Idul Fitri. "Tim ini akan melakukan langkah strategis dalam menyikapi pencabutan pendaftaran pengurus hasil Muktamar Surabaya oleh Menteri Hukum dan HAM. Langkah yang akan kami tempuh termasuk diantaranya adalah memutuskan pembentukan partai baru atau tidak," ujar pengasuh ponpes di Magelang, Jateng, yang biasa dipanggil Mbah Dur itu. Selain Mbah Dur, anggota Tim 17 tersebut diantaranya, KH Abdullah Faqih (Langitan, Tuban), KH Sofyan (Situbondo), KH Idris Marzuqi (Lirboyo, Kediri), KH Zainuddin Djazuli (Ploso, Kediri), dan KH Makruf Amin (MUI Pusat). Kemudian KH Warsun Munawwir (Krapyak, Yogyakarta), KH Soleh Qosim (Sidoarjo), KH Muhaiminan Gunardo (Temanggung), KH Nurul Huda Djazuli (Ploso, Kediri), KH Muhammad Syubadar (Besuk, Pasuruan), KH Dimyati Rois (Kaliwungu, Kendal), KH Chasbullah Badawi (Cilacap), dan KH Abdullah Sahal (Pati). "Sedang tiga ulama lagi belum bisa kami sebutkan karena masih dalam penjajakan," ujarnya menambahkan. Dalam menentukan langkah strtegis, Tim 17 itu nantinya akan dibantu Tim Asistensi yang beranggotakan sembilan orang, yakni KH Anwar Iskandar, Cak Anam, Ali As`ad, Iskandar, Ubaidillah, M Rozi Munir, Khofifah Indar Parawansa, Saifullah Yusuf, dan Faturrazi. Ia mengungkapkan, partai baru yang dipelopori para ulama itu nantinya akan berazaskan Islam Ahlussunnah wal Jama`ah. Oleh sebab itu, menurut dia, ulama yang masuk dalam struktur kepengurusan DPP PKB versi Muktamar Surabaya sangat kecil untuk bergabung dengan DPP PKB versi Muktamar Semarang pimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Muhaimin Iskandar. "Sangat tidak mungkin para ulama ini akan bergabung dengan partai pimpinan Gus Dur yang sudah kami anggap keluar dari koridor Islam itu," kata Mbah Dur mengungkapkan. Pertemuan tertutup yang berlangsung sekitar dua jam di Lirbnoyo itu, lanjut dia, sifatnya mendadak untuk menyikapi penolakan Departemen Hukum dan HAM atas pendaftaran kepengurusan partainya. Hadir dalam pertemuan itu, antara lain KH Idris Marzuqi selaku tuan rumah, KH Muhammad Syubadar, KH Warsun Munawwir, KH Nurul Huda Djazuli, KH Anwar Iskandar, dan Cak Anam. Sedang KH Musthofa Bisri tidak hadir dalam pertemuan tersebut, namun menitipkan surat kepada menantunya Yahya C Staquf, yang intinya berpesan agar para kiai tetap berjuang di jalan yang benar sebagai pengontrol kekuasaan. Demikian juga dengan KH Abdullah Faqih berhalangan hadir, disebabkan sedang sakit, bahkan karena `udzur itu pula pertemuan tersebut dialihkan di Lirboyo dari rencana semula di Langitan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006