Ada dua kebijakan yang sedang kita bahas dan kita rumuskan dengan seksama untuk mencari titik temu
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan tengah menyiapkan aturan terkait harga referensi daging ayam di tingkat konsumen dan harga referensi penjualan ayam hidup di tingkat peternak.

"Ada dua kebijakan yang sedang kita bahas dan kita rumuskan dengan seksama untuk mencari titik temu," kata Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, saat berdiskusi dengan wartawan di Jakarta, Jumat.

Bayu mengatakan, untuk menetapkan harga referensi tersebut, ada dua instrumen yang akan dipergunakan, yang pertama adalah harga referensi penjualan ayam yang terbagi dalam dua tingkatan.

"Yang pertama adalah harga referensi harga daging ayam di tingkat konsumen dan harga referensi penjualan ayam hidup di tingkat peternakan. Ini masih dicari berapa tepatnya, berapa pasnya," ujar Bayu.

Menurut Bayu, yang paling banyak terkena imbas akibat kondisi anomali tersebut adalah para peternak-peternak kecil di mana mereka sulit untuk melakukan perputaran uang dikarenakan adanya tekanan dari harga ayam hidup.

"Sementara peternak besar, mereka bisa menerima dengan berbagai keuntungan dari pakan, bibit, dan lain-lain, karena pada umumnya mereka terintegrasi, bahkan ada perluasan usaha," kata Bayu.

Sementara instrumen kedua, lanjut Bayu, untuk menentukan harga referensi ayam tersebut adalah pasokan GPS (Grand Parents Stok). Kebijakan tersebut diatur agar peternak tidak dirugikan terutama apabila harga ayam jatuh di tingkat peternak.

"Kita akan mengelola dengan lebih terpadu importasi GPS, karena ini adalah instrumen yang bisa dipegang oleh pemerintah karena sebanyak 95 persen dari GPS itu impor," kata Bayu.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014