Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia, R. Maulana Ibrahim, hari Jumat di Medan meresmikan implementasi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) untuk wilayah kliring di 10 (sepuluh) Kantor Bank Indonesia (KBI), yaitu Medan, Padang, Banjarmasin, Sibolga, Batam, Pekanbaru, Pontianak, Kendari, Palu, dan Ternate. "Dengan demikian Sistem Kliring Nasional (SKN) hingga saat ini telah mampu beroperasi di 92 persen wilayah Indonesia. Hadirnya SKN, dapat mengeliminasi berbagai kendala seperti jarak dan perbedaan waktu, sehingga proses transaksi dapat berjalan lebih cepat dan perekonomian dapat berjalan lebih optimal," kata Maulana dalam keterangan tertulis BI, di Jakarta, Jumat. Direncanakan pada akhir 2007, seluruh wilayah Indonesia telah terhubung dalam satu wilayah kliring, hingga tingkat kabupaten dan kecamatan. Dari sisi perbankan, implementasi SKN akan menciptakan efisiensi biaya pencetakan dan "handling" (penanganan) warkat yang diperkirakan mencapai Rp7-10 miliar per tahun, belum termasuk biaya penghematan sumber daya manusia dan peralatan penunjang lain. Dari sisi nasabah, sistem real-time SKN akan memberikan kecepatan dan keakuratan "settlement" (penyelesaian transaksi) sehingga lebih memberikan kepastian transaksi dan meminimalkan risiko kegagalan "settlement". Dari aspek makro, sistem pembayaran nasional merupakan infrastruktur yang berperan memperlancar transmisi likuiditas dalam perekonomian. Terlaksananya transmisi arus dana melalui SKN secara seketika, secara otomatis akan mempercepat perputaran uang (velocity of money) dan mengurangi pengambangan (floating) dana karena tidak ada lagi penundaan (time-lag) dalam penyelesaian transaksi sebagaimana terjadi pada sistem kliring lokal.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006