Jakarta (ANTARA News) - Serbuan berbagai jenis kerajinan emas, perak, anyaman bambu dan keramik dari China dan Hongkong mengancam keberlangsungan sekitar 2,5 juta industri kerajinan UKM di dalam negeri. Padahal selama ini kontribusi devisa yang dihasilkan para perajin tersebut setiap tahunnya cukup besar. Berdasar data BPS tahun lalu misalnya nilai ekspor untuk jenis kerajinan tersebut mencapai 465,1 juta dolar AS. "Ini belum termasuk kerajinan yang dibawa langsung para turis mancanegara," kata Asdep Urusan Informasi dan Publikasi Bisnis Kemenkop dan UKM Emilia Suhaimi di Jakarta, akhir pekan ini ketika menjelaskan rencana pelaksanaan SME'sCO Craft and Fashion Parcel. Pemerintah sendiri, lanjut Emilia, tidak bisa menghambat arus masuknya kerajinan dari berbagai negara itu. Pemerintah menyadari bahwa ada beberapa masalah dalam industri kerajinan tersebut. Pertama, para perajin lebih mementingkan sisi fungsional produknya dan kurang memperhatikan kualitas, dan keindahan. "Ini bisa dimaklumi karena ketrampilan para perajin selama ini hanya karena diturunkan," katanya. Selain itu, katanya, para perajin belum memperhatikan trend pasar. Sementara Asdep Urusan Ekspor Impor Prijadi mengatakan, pasar kerajinan UKM bisa lebih ditingkatkan lagi. Pola selama ini bahwa orang kota justru membawa barang ke kampungnya, menurut dia, perlu diubah secara bertahap. "Ke depan perlu didorong agar orang kampung yang telah tinggal di kota-kota besar beli barang dari kampungnya untuk dibawa kembali ke kota. Bisa dijual atau untuk oleh-oleh," katanya. Langkah ini setidaknya bisa meningkatkan pemasaran produk UKM dan mengurangi resiko turunnya pendapatan akibat serbuan kerajinan China dan Hongong. Sementara itu mengenai pelaksanaan SME'sCo Craft & Fashion dan Festival Makanan Buka Puasa yang akan berlangsung dari 27 September hingga 1 Oktober, Prijadi mengatakan, pameran yang juga sekaligus sebagai bursa parsel diharapkan bisa meningkatkan pasar dan kemitraan UKM. Unsur kerajinan dalam parsel, menurut dia, cukup dominan selain isi parsel yang selama ini didominasi makanan. Prijadi juga mengatakan bahwa terbuka kemungkinan isi parsel ke depan bukan lagi makanan atau barang elektronik serta pecah belah. "Isi parsel bisa berubah dengan berbagai jenis kerajinan," katanya. Pameran dan festival makanan buka puasa ini akan diselenggarakan di Gedung SPC Jalan Gatot Subroto dan diikuti sekitar 300 UKM dan pengusaha jasa boga. Ketua Koperasi Jasa Boga Utama Rosita menjamin semua produk makanan yang disajikan dalam kegiatan tersebut tidak menggunakan bahan pewarna dan pengawet.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006