Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada perdagangan Selasa sesi pagi, ditutup melemah akibat minimnya sentimen yang dapat mendorong harga-harga saham yang sudah tinggi. Analis Riset PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan, kepada ANTARA, Selasa, mengatakan bahwa tidak adanya berita baru yang masuk ke pasar telah mengakibatkan para investor merealisasikan keuntungannya pada saham-saham yang naiknya sudah tinggi. "Tidak ada berita yang mendorong saham di pasar yang sudah tinggi," katanya. Krisna juga mengatakan bahwa para investor juga kecewa terhadap pemerintah yang tidak segera merealisasikan amandemen Undang-undang Perbankan, terutama tentang pemisahan aset guna menangani piutang-piutangnya. Menurut dia, dengan berlarut-larutnya amandemen telah menghilangkan kepercayaan investor pada saham-saham perbankan. "Hal ini terlihat dengan saham Bank Mandiri (BMRI) yang turun, karena bank ini yang memiliki NPL (kredit bermasalah) yang cukup tinggi sangat membutuhkan amandemen tersebut," jelasnya. Ditambahkannya bahwa sektor perbankan sangat berpengaruh terhadap performa perekonomian Indonesia. Selain itu, turunnya indeks Selasa ini juga dipengaruhi penurunan bursa Tokyo. "Bursa di Asia tidak seluruhnya mengikuti kenaikan Wall Street tadi malam, dan kita kebetulan mengikuti Nikkei," tambahnya. IHSG sesi pagi ditutup turun 8,992 poin atau 0,60 persen menjadi 1.497,764 dan LQ45 melemah 2,694 poin atau 0,81 persen di posisi 330,726. Transaksi berjalan lamban dengan 6.365 kali, volume 567,015 juta saham dan nilai Rp488,074 miliar. Saham yang mengalami penurunan mendominasi perdagangan sebanyak 52 dibanding yang naik 32 dan 65 tidak berubah. Penurunan indeks ini dipimpin oleh turunnya saham BMRI yang merugi Rp75 menjadi Rp2.225 dan saham Telkom (TLKM) yang terkoreksi Rp50 ke harga Rp8.100. Turunnya harga minyak dunia juga masih mempengaruhi saham sektor pertambangan seperti Energi Mega Persada (ENRG) melorot Rp10 ke level Rp550, Medco (MEDC) turun Rp50 di posisi Rp3.475. (*)

Copyright © ANTARA 2006