Bengkulu, (ANTARA News) - Kebakaran lahan di kawasan konservasi di Bengkulu kembali terjadi, setelah beberapa waktu lalu terjadi kebakaran di kawasan Taman Buru Bukit Kaba dan Cagar Alam Dusun Besar, kemarin (25/9) kebaran kembali terjadi di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Pantai Panjang Bengkulu, Kota Bengkulu. "Dalam dua bulan terakhir ini sudah tiga kawasan konservasi kebakaran, namun semuanya dapat kita kendalikan sehingga kerusakannya tidak terlalu parah," kata Kepala Koordinator Polhut Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Anthoni di Bengkulu, Selasa (26/9). Kebakaran di TWA Pantai Panjang telah menyebabkan satu hektare kawasan itu rusak terbakar. Lokasi kebakaran berada dalam kawasan lapangan golf dan tidak begitu jauh dari jalan raya dan masih termasuk dalam kawasan TWA Pantai Panjang. Informasi kebakaran itu diperoleh dari laporan masyarakat. BKSDA langsung menurunkan tim pemadam kebakaran dan dalam waktu relatif singkat api dapat dikendalikan. Mengenai penyebab kebakaran, menurut Anthoni diduga karena ulah masyarakat yang memancing di sungai Jenggalu yang sengaja membuat perapian untuk mengusir nyamuk dan penghangat badan. "Mungkin karena banyak nyamuk mereka menghidupkan api dan ketika pulang api dibiarkan sehingga merambat sampai membakar kawasan semak belukar disekitar lokasi kebakaran," ujarnya. Luas areal TWA Pantai Panjang - Pulau Baai mulai dari muara Sungai Jenggalu sampai ke Bangkahan Ujung, 967 HA dan saat ini kondisinya rusak parah akibat perambah liar dan tumpang tindih dengan kebijakan pembangunan kota. Sebelumnya terjadi kebakaran di kawasan Taman Buru Bukit Kaba di Kabupaten Rejang Lebong yang menghanguskan lahan lima hektare, dan kebakaran pada kawasan CADB merusak lahan satu haktare. BKSDA, memiliki kawasan hutan seluas 45 ribu hektare (Ha) yang tersebar di 33 lokasi yang terdiri atas hutan cagar alam, hutan wisata tiga lokasi, dua lokasi hutan taman buru dan satu lokasi hutan Pusat Latihan Gajah (PLG). Sebanyak 40 persen dari kawasan hutan itu sudah rusak akibat dirambah, dan untuk mempertahankan kawasan hutan yang ada pihaknya sudah melibatkan berbagai elemen, terutama untuk mengatasi kebakaran pada musim kemarau sekarang ini. Dalam program Siaga Peduli Api, BKSDA masih terkendala minimnya peralatan mesin penyedot dan pemompa air, saat ini peralatan tersebut baru ada empat unit, sedangkan hutan yang diawasi cukup luas. Namun demikian pihaknya tetap menyiapkan tim patroli khusus, terutama pada wilayah yang paling rawan kebakaran, seperti objek wisata Bukit Kaba di Rejang Lebong, hutan taman buru di Enggano dan hutan agar alam di sepanjang pantai Bengkulu.(*)

Copyright © ANTARA 2006