PBB, New York (ANTARA News) - PBB, Selasa, menyatakan akan mengirim 105 staf perwira dan ahli teknis guna memperkuat pasukan pemelihara perdamaian Uni Afrika (AU) yang kekurangan perlengkapan di daerah kemelut Sudan, Darfur. Jurubicara PBB Stephane Dujarric mengatakan pengiriman perwira PBB itu dilakukan menyusul kesepakatan yang dicapai di New York pekan lalu antara badan dunia tersebut dan organisasi Pan-Afrika itu. "Paket yang disepakati antara PBB dan AU akan mengarah pada penggelaran pada akhirnya sebanyak 105 staf perwira PBB dan ahli lain untuk membantu AMIS (sebanyak 7.200 prajurit AU di Darfur) dalam tugasnya saat ini," kata Dujarric pada suatu taklimat. Ia menyatakan staf PBB tersebut akan memberi bantuan komunikasi dan angkutan guna mendorong AMIS sesegera mungkin. Dujarric mengatakan pengirima perwira PBB itu ke markas AMIS di Darfur akan menghasilkan "pembebasan sejumlah perwira Uni Afrika untuk meninggalkan meja kerja ke lapangan". Rabu lalu, 15 pemimpin AU sepakat pada suatu pertemuan puncak di New York untuk memperpanjang mandat AMIS, yang menghadapi kesulitan keuangan, selama tiga bulan sampai 31 Desember, setelah menerima janji dukungan keuangan dan logistik dari PBB dan negara Arab. Hari Senin, AU menyatakan organisasi regional itu akan menambah kontingennya di Darfur jadi 11.000 prajurit, kendati memperingatkan bahwa rencana semacam itu belum pasti karena AU sangat kekurangan dana sehingga mengganggu keefektifan AMIS. Presiden Sudan Omar Al-Bashir menentang keras usul pengambil-alihan pasukan pemelihara perdamaian oleh PBB di Darfur, dan memperingatkan tindakan semacam itu beresiko memperburuk situasi di wilayah tersebut --tempat sedikitnya 200.000 orang telah kehilangan nyawa mereka sejak kerusuhan meletus pada Februari 2003. Akhir pekan lalu, Al-Bashir mengatakan pemerintahnya akan menggelar pasukan terpadu baru yang terdiri atas personil Angkatan Darat, polisi dan pasukan keamanan untuk bertugas bersama pasukan pemelihara perdamaian AU, dan mengulangi penolakannya mengenai pengambil-alihan tersebut. Satuan terpadu itu akan bertanggung jawab menjaga perdamaian dan kestabilitan di daerah Darfur, kata Al-Bashir. Satuan tersebut akan beroperasi bersama pasukan Uni Afrika. Ia mengatakan pemerintahnya "tidak akan menerima penggantian" pasukan tersebut. Pernyataan itu mempertegas kembali penolakan Al-Bashir terhadap usul transisi kepada pasukan PBB, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006