Jadi, bagi masyarakat yang mau berangkat umrah, tidak perlu khawatir karena pemerintah Arab Saudi sendiri telah mempunyai kebijakan yang lebih ketat soal `Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus/ MERS-CoV` ini,"
Pekanbaru (ANTARA News) - Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Riau mengimbau bagi jamaah umrah agar tidak perlu khawatir dengan virus korona penyebab sindrom pernapasan Timur Tengah yang dikenal dengan MERS-CoV.

"Jadi, bagi masyarakat yang mau berangkat umrah, tidak perlu khawatir karena pemerintah Arab Saudi sendiri telah mempunyai kebijakan yang lebih ketat soal Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus/ MERS-CoV ini," ujar Ketua Asita Riau Ibnu Masud melalui sanbungan telepon seluler dari Pekanbaru, Rabu.

Pemilik PT Muhibbah Mulia Wisata yang bergerak di bisnis jamaah umrah dan haji plus tersebut mengaku, pemerintah Saudi jauh lebih siap dalam mengantisipasi MERS-CoV karena telah terbiasa mengadapi wabah virus yang tergolong sama pada tahun-tahun sebelumnya.

Apalagi yang datang ke negara tempat Nabi Muhammad dilahirkan bukan satu bangsa saja, tetapi lebih dari sekitar 140 negara yang memiliki penduduk Islam datang ke Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah umrah dan pelaksanaan ibadah haji.

"Mereka sudah antisipasi baik di pelabuhan udara atau lainnya. Kemudian jika ditemukan jamaah sakit, langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang intensif terlebih apabila terkena gejala MERS-CoV. Apalagi kalau berobat di Arab Saudi gratis," katanya.

Selaku pemilik travel, lajut dia, pihaknya telah melakukan sosialisasi dengan para jamaah yang hendak pergi umrah untuk dilengkapi dengan masker, kemudian imbauan untuk tidak sering berada di ruangan terbuka, menghindari tempat-tepat padat penduduk dan sering mencuci tangan.

Lalu makan dengan makanan yang bersih, kemudian selama berada di tanah suci tidak lagi membawa para jamaah mengunjungi pertenakan onta dan minum susu hewan gurun pasir tersebut karena dikawatirkan bisa terkena virus korona MERS.

"Pihak maskapai luar negeri, juga sudah informasikan kepada perusahaan travel yang memakai jasa mereka dalam memberangkatkan calon jamaah umrah untuk menghindari hal tersebut selama berada di tanah suci," ucapnya.

Seperti diketahui, Indonesia termasuk negara yang paling rentan terjangkit virus korona sindrom pernapasan Timur Tengah karena setiap bulan memberangkatkan jamaah umrah ke Arab Saudi sekitar 150.000 orang.

"Dalam 7 bulan penyelengaraan umrah dari mulai Rabiulawal hingga Ramadhan dalam kalender Hijriah, tahun 2014 diperkirakan ada satu juta jemaah umrah dari Indonesia," kata Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Indonesia Republik (Amphuri), Joko Asmoro.

Sebanyak 152 travel penyelengara haji telah menerima informasi tentang MERS-Cov serta menyebarkan imbaun kepada calon jemaah umrah agar mewaspadai penularan virus mematikan tersebut.

Virus korona penyebab sindrom pernapasan Timur Tengah pertama kali ditemukan di Arab Saudi pada tahun 2012, sejauh ini sudah menginfeksi 495 orang di 12 negara dan lebih dari 100 orang meninggal dunia.(*)

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014