Gaza (ANTARA News) - Ratusan petugas keamanan Palestina hari Kamis merintangi jalan utama pembelah Jalur Gaza untuk menuntut pembayaran gaji yang tidak mereka terima penuh selama enam bulan. Polisi menghalangi lalulintas jalan Salahuddin, yang terletak sepanjang Jalur Gaza dan jalan pantai dari utara ke selatan. Mereka membakar ban dan mendirikan perintang untuk menghalangi lalulintas kendaraan melewati jalan itu dari arah mana pun, lapor AFP. Petugas keamanan merupakan bagian dari puluhribuan pegawai negeri, yang belum dibayar sebagaimana mestinya sejak pemerintah pimpinan Hamas berkuasa bulan Maret akibat penghentian bantuan Barat dan penolakan Israel menyerahkan uang pajak rakyat Palestina. Presiden Palestina Mahmud Abbas tengah September mendesak pegawai negeri menghentikan pemogokan, yang telah berlangsung sembilan hari, setelah tercapai kesepakatan mengenai kegiatan politik bagi pemerintah bangsa bersatu. "Kami mendesak pekerjaan dilaksanakan lagi dan pemogokan diahiri, karena semua putra bangsa Palestina seharusnya bersatu demi kepentingan bangsa," kata Abbas kepada wartawan setelah berunding dengan Perdana Menteri Ismail Haniya. Lebih dari 160.000 pegawai negeri di pemerintah Palestina tidak menerima gaji penuh selama enam bulan, membuat mereka pada 2 September berhenti bekerja dalam pemogokan tanpa batas waktu. Barat menghentikan bantuan kepada pemerintah Palestina, yang kekurangan dana setelah Hamas berkuasa, dengan menuntut kelompok garis keras itu meninggalkan kekerasan, mengakui Israel dan setuju mematuhi perjanjian perdamaian, yang disepakati pemerintah sebelumnya. Palestina mengharapkan pembentukan pemerintah persatuan bisa mengarah pada pengaliran kembali dana bantuan Barat, yang sangat dibutuhkan ke wilayah tertekan, yang lumpuh akibat kemelut politik dan keuangan sejak Hamas berkuasa. Ribuan petugas keamanan Palestina menyerbu gedung parlemen di Gaza awal September untuk menuntut pembayaran tunggakan gaji dalam gerakan besar-besaran, yang menantang pemerintah. Dengan melepaskan tembakan ke udara, para pengecam itu menghancurkan kaca jendela selama unjukrasa tersebut, yang merupakan gerakan terbesar ketiga anggota pasukan keamanan sejak Hamas berkuasa setelah menang besar dalam pemilihan umum pada Januari. Sebagian besar pegawai negeri dan petugas keamanan Palestina belum digaji sejak negara penyumbang memberlakukan hukuman kepada pemerintah itu akibat menolak mengakui Israel atau meninggalkan kekerasan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006