Australia selama ini memimpin pencarian pesawat yang membawa 239 orang yang lenyap pada 8 Maret dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing, lapor AFP.
Pesawat tersebut diyakini jatuh di Samudera Hindia bagian selatan meski pencarian udara dan laut besar-besaran, termasuk di bawah laut menggunakan wahana selam AL AS, tidak menemukan tanda-tanda serpihan apapun.
"Pemerintah akan menyediakan hingga 89,9 juta dolar Australia untuk dua tahun dari 2013-14 sebagai bagian dari komitmen Australia untuk mencari pesawat Malaysia Airlines MH370," sebut dokumen tersebut.
Sebesar 27,9 juta dolar Australia akan diberikan kepada departemen pertahanan untuk membiayai kegiatannya hingga 30 Juni 2014 dalam upaya mencari pesawat Boeing tersebut, sementara 2 juta dolar Australia lagi akan digunakan untuk Pusat Koordinasi Badan Gabungan yang dibentuk untuk berhubungan dengan para pemangku kepentingan utama.
"Pendanaan lebih lanjut hingga 60 juta dolar Australia selama dua tahun dari 2013-14 akan disediakan untuk Biro Keamanan Transport Australia bagi kontribusi Australia sampai fase pencarian berikutnya," sebut dokumen tersebut.
Australia sudah berkoordinasi dalam pencarian pesawat tersebut -- diperkirakan telah masuk zona pencarian dan penyelamatan -- dengan berkonsultasi dengan China, asal duapertiga penumpang, dan Malaysia.
PM Tony Abbott bersumpah Australia akan melakukan apapun yang dapat dilakukan untuk menemukan pesawat jet tersebut yang secara misterius dibelokkan dari jalurnya, mengatakan dia berutang budi kepada para keluarga penumpang untuk mengetahui apa yang terjadi.
Sementara pencarian udara dan permukaan laut telah dikurangi, Australia kini bekerja ke tahap selanjutnya yang akan melibatkan penggunaan peralatan canggih untuk memindai dasar samudera yang tak terpetakan sekitar 4,5 kilometer di bawah permukaan laut.
Perundingan sedang berlangsung untuk melibatkan para kontraktor untuk melakukan tugas ini yang dikatakan Abbott sebelumnya bisa menghabiskan 60 juta dolar Australia. (*)
Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
