Saya pikir kami akan mampu memberikan, tetapi perpecahan-perpecahan membuat kami tak mampu membuat kemajuan apapun dalam waktu tiga tahun."
PBB (ANTARA News) - Lakhdar Brahimi mengundurkan diri sebagai mediator Perserikatan Bangsa Bangsa dan Liga Arab untuk Suriah, Selasa, setelah upaya-upaya internasional untuk menemukan solusi politik perang saudara tiga tahun itu gagal.

"Saya pikir kami akan mampu memberikan, tetapi perpecahan-perpecahan membuat kami tak mampu membuat kemajuan apapun dalam waktu tiga tahun," kata Sekjen PBB Ban Ki-moon.

Ban dan Brahimi muncul bersama-sama mengumumkan pengunduran diri, yang akan mulai berlaku pada akhir bulan ini.

Ban mengatakan dia telah menerima pengunduran diri "dengan sangat menyesal" dan mengatakan dia akan digantikan veteran diplomat Aljazair dan negosiator perdamaian yang belum dipilih.

Brahimi, yang bertemu kemudian untuk memberikan penjelasan singkat kepada para utusan senior 15 anggota Dewan Keamanan PBB, mengatakan bahwa dia "sangat sedih ... (untuk) meninggalkan Suriah dalam keadaan yang buruk."

Namun demikian Ban memuji Brahimi, dan mengatakan bahwa dia telah menghadapi " kemungkinan hampir mustahil" tetapi telah "bertahan dengan kesabarannya."

Dia menyalahkan pemerintah Suriah Presiden Bashar al-Assad dan pihak oposisi atas kegagalan tersebut.

"Kami berada di sini untuk membantu mereka," katanya. "Saya mendesak mereka untuk memikirkan masa depan negara mereka, masa depan mereka."

Brahimi dipilih sebagai mediator internasional konflik Suriah pada 17 Agustus 2012, menggantikan mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan, yang juga gagal mendapatkan gencatan senjata.

Diplomat kawakan 80-tahun itu berhasil mengajak kedua pihak bertemu muka untuk pertama kalinya di Jenewa awal tahun ini, hanya untuk melihat keruntuhan pada perundingan putaran kedua.

Dia sendiri pernah mengatakan bahwa ia mengharapkan banyak dari perundingan, yang diselenggarakan di bawah tekanan Washington, yang mendukung beberapa faksi pemberontak, dan Moskow, sekutu utama Bashar.

Dia juga mengatakan, pemilihan presiden Suriah yang dijadwalkan 3 Juni akan menghancurkan upaya diplomatiknya.

Para pemberontak tidak akan pernah kembali ke meja perundingan jika Bashar terpilih kembali, katanya.


Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014