Dia ingin mengundurkan diri karena dia merasa Liga Arab telah berjalan sendiri yang berbeda dari PBB."
PBB (ANTARA News) - Utusan perdamaian Suriah Perserikatan Bangsa-Bangsa-Liga Arab Lakhdar Brahimi berada di ambang pengunduran diri karena frustrasi atas usaha-usaha internasional yang buntu untuk mengakhiri konflik yang memburuk itu, kata sejumlah diplomat Rabu.

Brahimi, yang menggantikan peran mantan pemimpin PBB Kofi Annan pada Agustus tahun lalu, sudah "tak tahan dan berniat mundur tetapi dibujuk untuk bertahan untuk selama beberapa hari lagi," kata satu diplomat Dewan Keamanan PBB, lapor AFP.

"Dia menyampaikan keinginannya kepada tiap orang bahwa dia ingin mundur karena sedikit harapan kalau dia akan tetap pada perannya," kata seorang diplomat Arab di PBB kepada AFP.

Seperti Annan, Brahimi frustrasi oleh perbedaan internasional atas masalah Suriah. Rusia mendukung Presiden Bashar al-Assad sementara negara-negara Barat dan Teluk memberikan peningkatan dukungan kepada oposisi Suriah.

Perang saudara di negara itu telah merenggut lebih 70.000 jiwa sejak pergolakan menentang Bashar meletus pada Maret 2011 dan kedua pihak telah makin kukuh pada pendirian masing-masing.

Brahimi, 79 tahun, telah dikritik oleh oposisi Suriah dan pemerintahan Bashar mengatakan pekan lalu pihaknya tak akan lagi bekerja sama dengan dia.

Tapi keputusan Liga Arab untuk mengakui Koalisi Nasional Suriah yang beroposisi sebagai pemerintah sah Suriah merupakan keputusasaan terakhir bagi Brahimi, kata beberapa diplomat.

"Dia ingin mengundurkan diri karena dia merasa Liga Arab telah berjalan sendiri yang berbeda dari PBB," kata diplomat DK PBB itu.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan mitranya dari Liga Arab Nabil al-Arabi mengadakan pembicaraan baru tentang konflik Suriah pada Selasa, kata beberapa pejabat.

Brahimi, mantan menteri luar negeri Aljazair dan utusan PBB di Afghanistan dan Irak, mengakui ketika dia mengambil peran itu bahwa dia menghadapi pertempuran berat.

Rusia dan China memveto tiga resolusi dewan itu yang berupaya menekan Bashar. Negara-negara Arab, Amerika Serikat, Inggris dan Prancis malah meningkatkan bantuan bagi kelompok-kelompok oposisi dalam beberapa bulan terakhir.

Ban, al-Arabi dan semua lima anggota DK PBB -- Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China dan Rusia -- menginginkan Brahimi tetap pada posisinya, kata beberapa diplomat.

Utusan itu pada Senin di Washington bertemu dengan Menteri mLuar Negeri AS John Kerry, yang berusaha meyakinkan dia jangan mundur, kata diplomat-diplomat. Tapi tak jelas apakah Kerry membuat janji mengenai usaha-usaha politik baru untuk mengakhiri konflik itu. (M016)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013