Palu (ANTARA News) - Kota Poso, ibukota Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Sabtu tengah malam, diguncang dua kali ledakan bom, namun sejauh ini belum ada laporan adanya korban jiwa atau cedera. Sumber aktivis LSM setempat mengatakan ledakan bom pertama berlangsung sekitar pukul 22:00 Wita di dekat Gereja Maranatha Kelurahan Kawua, dan berselang satu jam kemudian kembali terjadi ledakan kedua di dekat Kantor Camat Poso Kota Selatan di Jalan Tabatoki. Beberapa saat setelah terjadi ledakan pertama, puluhan aparat kepolisian gabungan dikomando langsung Kapolres Poso, AKBP Drs Rudi Sufahriadi, segera meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan penyisiran. Namun, ketika personel kepolisian berusaha melakukan pengamanan di TKP, mereka langsung dihadang ratusan warga Kawua (mayoritas Kristen) dengan amarah. Kapolres Sufahriadi akhirnya menarik pasukannya di Kelurahan Sayo yang penduduknya mayoritas Muslim, guna menghindari terjadinya benturan dengan warga Kawua yang terus berdatangan di wilayah perbatasan kedua kelurahan bertetangga ini. Dalam suasana ketegangan tersebut, kembali terjadi ledakan bom kedua. Lokasi ledakan bom susulan di dekat Kantor Camat Poso Kota Selatan itu hanya berjarak sekitar 300 meter dari ledakan pertama. Masih, menurut sumber itu, ledakan bom beruntun segera diikuti bunyi pukulan tiang listrik bertalu-talu di seantero kota Poso yang dilakukan warga setempat, sehingga terjadi konsentrasi massa dalam jumlah besar di Kelurahan Kawua dan Kelurahan Sayo. "Massa Muslim di Kelurahan Sayo dan massa Kristiani di Kelurahan Kawua saat ini saling berhadapan di berbatasan kedua wilayah mereka, dan suasana kini sangat mencekam," tutur sumber itu, saat dihubungi melalui telepon genggamnya sedang berada di TKP. Sementara itu, seorang petugas jaga di Kodim Poso mengemukakan untuk mencegah terjadinya kontak fisik antara warga di kelurahan bertangga tersebut, otoritas keamanan setempat segera telah melakukan pembagian wilayah pengamanan. "Ratusan personel TNI dari Batalyon 714/Sintuwu Maroso Poso sudah dikerahkan mengamankan Kelurahan Kawua, sementara ratusan personel Brimob Polda Sulteng serta yang di-BKO-kan dari beberapa provinsi tetangga disiagakan mengamankan wilayah Sayo," kata dia. "Sejauh ini aparat masih mam[u mengendalikan situasi, namun massa dari kedua kelompok berbeda belum juga membubarkan diri," tutur petugas ini menambahkan. Seorang suster di Unit Gawat Darurat RSU Poso ketika dihubungi terpisah, menjelaskan pihaknya hingga Minggu dini hari belum menerima adanya pasien yang cedera atau korban meninggal dunia akibat peristiwa ledakan dua bom beruntun yang masing-masing bunyinya terdengar hingga radius lebih satu kilometer. Ledakan bom yang menguncang Poso merupakan kesekian kalinya kurun dua hari terakhir. Ledakan pertama, kedua, dan ketiga, terjadi pada Sabtu (29/9) dini hari, namun semuanya tak menimbulkan korban jiwa atau cedera. Suasana Kabupaten Poso kurun sepekan terakhir atau pasca pelaksanaan eksekusi mati terhadap Fabianus Tibo, Dominggus da Silva, dan Marinus Riwu -- ketiganya terpidana mati kasus kerusuhan Poso pertengahan tahun 2000 -- kembali memanas, ditandai dengan munculnya berbagai aksi tindak kekerasan dan ledakan bom. (*)

Copyright © ANTARA 2006