Denpasar (ANTARA News) - Peringatan setahun ledakan bom Bali 2005 yang dihadiri 120-an warga negara Indonesia dan Australia diwarnai isak tangis para keluarga dan korban yang sanak saudaranya tewas, mengalami luka dan cacat permanen. "Kita berkumpul di sini, satu tahun telah berlalu, untuk memperingati para korban ledakan bom 1 Oktober 2005, di antaranya warga Indonesia, Australia, dan lainnya," kata Dubes Australia di Indonesia, Bill Farmer AO, di Jimbaran, Bali, Minggu. Sejumlah keluarga dan korban ledakan bom yang hadir dan didominasi warga negara Indonesia dan Australia, tampak tak kuasa menahan linangan air mata ketika mereka pada akhir peringatan menabur bunga di samping podium. Demikian pula usai peringatan, sejumlah keluarga dan korban langsung turun menuju pantai Jimbaran, tempat ledakan bom setahun lalu, berjalan kaki menyusuri pantai sembari menaburkan bunga. Para keluarga dan korban tampak ada yang diam termangu menatap dengan pandangan kosong, ada yang berpelukan, tapi ada juga yang memanjatkan doa sesuai agama masing-masing, disamping ada pula yang membaca ayat suci Alquran secara perlahan. Dalam kesempatan itu, Dubes Farmer mengatakan dirinya menyampaikan bela sungkawa dari pemerintah dan rakyat Australia kepada keluarga dari korban tak berdosa. "Saya juga menyatakan kesedihan yang mendalam atas hancurnya kehidupan banyak orang lain," katanya. Sementara kepada pemerintah dan rakyat Indonesia yang terkena serangan bom secara mengejutkan di Bali tahun 2002 dan 2005, ia menekankan Australia tetap berada di samping, dan bertekad memerangi terorisme. Dirinya yakin, usaha teroris untuk menyebarluaskan kekacauan dan keputusasaan untuk menghancurkan masyarakat, iman dan tetangga dan menyerang aspirasi rakyat Indoensia yang demokratis dan sejahtera telah gagal. "Mereka gagal pada tahun 2002, mereka gagal ketika meledakkan Kedubes Asutralia tahun 2004, dan mereka gagal tahun 2005," katanya. Australia dan Indoensia telah memperlihatkan bahwa kedua negara dipenuhi dengan harapan dan tujuan besar akan masa depan yang aman dan sejahtera, maupun untuk persahabatan dan pengertian yang lebih besar. Dubes mengemukakan kerjasama antara lembaga penegak hukum kedua negara telah membantu penangkapan, pengadilan dan memenjarakan sekitar 40 orang yang terlibat dalam tragedi Oktober 2002. Sementara empat orang lainnya dimasukkan ke penjara karena peran mereka pada serangan bom 2005 dan sidang-sidang pengadilan lainnya terus berlangsung di Indonesia. (*)

Copyright © ANTARA 2006