Operator punya kebebasan untuk menentukan sendiri teknologi yang akan digunakan apakah LTE, 3G atau atau teknologi lain.
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia akan mengarah kepada 'Teknologi Netral' (neutral technology) telekomunikasi dan saat ini sedang mengkaji beberapa opsi penataannya.

"Penataan sedang dikaji BRTI. Kita mungkin akan berikan tiga atau empat opsi ke Menkominfo," kata Ketua Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Kalamullah Ramli, di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan dengan Teknologi Netral maka frekwensi tidak dikapling-kapling menurut teknologi tertentu (CDMA atau GSM). "Operator punya kebebasan untuk menentukan sendiri teknologi yang akan digunakan apakah LTE, 3G atau atau teknologi lain," katanya.

Pengkajian penataan Teknologi Netral itu, katanya, tidak terlepas karena Indonesia akan mengarah menggunakan teknologi tersebut. "Kita akan mengarah ke sana," katanya.

Namun Ramli belum bisa menjelaskan kira-kira opsi apa yang akan diajukan. "Kan masih dikaji," katanya.

Namun salah satu opsi yang akan diajukan antara lain adalah membebaskan operator untuk memilih teknologi (apakah CDMA atau GSM) yang akan digunakan.

Ia mengatakan teknologi tersebut bisa menolong operator telekomunikasi khususnya pengguna CDMA sehingga penerapan Teknologi Netral ini disambut baik oleh operator.

Ramli mengatakan pihaknya sudah memanggil operator CDMA dan mereka mengharapkan adanya penataan frekwensi CDMA, antara lain untuk kelangsungan bisnis mereka juga.

"Sehingga keinginan kami dan kebutuhan operator ketemu," katanya.

Saat ini, katanya, ada operator CDMA yang ingin beralih ke GSM namun ada yang ingin tetap bertahan. (*)

Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014