Banjarmasin (ANTARA News) - Satu dari 29 orang yang mengalami keracunan makanan di Desa Bandar Karya Tabukan, Kabupaten Batola, Kalimantan Selatan (Kalsel) tiga hari lalu, saat ini masih dirawat di RSUD Abdul Aziz Batola. Kepala Dinas Kesehatan Kalsel drg. Rosehan Adhani di Banjarmasin, Senin, mengungkapkan bahwa hingga kini masih menunggu hasil laboratorium mengenai penyebab keracunan 94 orang dari ribuan orang yang mengikuti acara buka puasa bersama Bupati Batola, Edy Sukarma. Dari hasil penyelidikan tim dinas kesehatan Batola maupun Kalsel, dalam acara tersebut terdapat dua orang yang diserahi untuk menyiapkan menu buka puasa. Kedua orang tersebut, satu diantaranya, memulai memasak nasi dan membungkus, sejak dini hari, sehingga pada saat disajikan pada Sabtu(30/10) sore atau saat berbuka puasa, nasi tersebut sudah berubah rasa atau basi. Akibatnya sekitar 94 warga yang mendapatkan nasi tersebut menjadi mual dan terus muntah-mintah bahkan diare, sedangkan 29 diantaranya yang sebagian besar adalah anak-anak dan remaja, terpaksa di rawat di rumah sakit Abdul Aziz. Kini hampir seluruh pasien yang awalnya menderita keracunan berat tersebut, sudah dinyatakan membaik dan boleh pulang, kecuali satu orang yang kondisinya masih perlu perawatan intensif. Sementara, untuk Bupati Batola dan unsur muspida lainnya, selama dari keracunan tersebut, karena kebetulan mendapat jatah makan dari pengelola makanan lainnya. Menurut Rosehan, kejadian keracunan massal yang menimpa puluhan warga tersebut statusnya kejadian luar biasa (KLB) keracunan, sehingga seluruh biaya perawatan ditanggung oleh pemerintah daerah. "Musibah keracunan tersebut langsung kita nyatakan sebagai KLB keracunan, sehingga tim dari provinsi juga langsung diturunkan untuk membantu penanganannya," kata Rosehan. Selain dari dinas kesehatan, aparat kepolisian kini juga sedang melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006