Jakarta (ANTARA News) - Tiket kereta api (KA) tambahan Lebaran untuk keberangkatan H-2 hingga H-4, Senin, telah habis terjual, hanya tersisa tiket KA Agro Angrek dan Purwojaya untuk jurusan Surabaya dan Purwokerto. "Sampai hari ketujuh hampir bulan puasa ini, hampir semua tiket kereta tambahan untuk tanggal 20 hingga 22 telah habis terjual," kata Kepala Stasiun KA Gambir, Dwiyana Slamet Riyadi, di Jakarta, Senin. Menurut dia, harga tiket KA pada tanggal tersebut justru lebih mahal dibandingkan dengan harga tiket KA H-6 hingga H-8. Ia mengatakan PT KAI memberi harga tiket Rp350 ribu untuk Argo Lawu, jurusan Jakarta-Solo, pada H-2 hingga H-4. Sedangkan harga tiket pada H-6 hingga H-8 hanya Rp240 ribu. "Langkah ini sengaja diberikan PT KAI untuk memancing minat calon penumpang untuk tidak terlalu menumpuk pada H-1 hingga H-4," ujar dia. Hal yang menarik menurut dia, penjualan tiket KA Gajayana, jurusan Jakarta-Malang yang sejak H-9 hingga H-0 telah habis terjual. "Ini karena jalan tol Porong, Sidoarjo, yang tertutup lumpur Lapindo menjadi penghalang bagi masyarakat yang naik pesawat, karena harus menyambung perjalanan dengan kendaraan dari Surabaya ke Malang," ujar dia. Ia mengatakan KA Gajayana menjadi satu-satunya alternatif ke Kediri, Tulung Agung dan Malang untuk menghindari lumpur Lapindo. Sementara itu, Kepala Stasiun KA Senen, Yoesep Bambang S mengatakan, kenaikkan harga tiket kereta api tidak berlaku pada kelas ekonomi. Hanya kelas eksekutif dan beberapa kelas bisnis yang dinaikkan tarifnya seperti tiket kereta jurusan Cirebon, Yogyakarta, dan Semarang. Ia mengatakan kenaikkan harga tiket untuk kelas bisnis hanya berkisar Rp5 ribu hingga Rp10 ribu. Ia juga mengatakan PT KAI mulai Senin (2/10) telah melayani pemesanan tiket KA Kamandanu Lebaran, jurusan Jakarta-Semarang untuk keberangkatan tanggal 21 hingg 22 Oktober 2006. "Baru bisa diputuskan hari ini karena kemarin kita belum tahu berapa rangkaian yang bisa ditambahkan. Ternyata hanya satu rangkaian dengan kapasitas 250 tempat duduk," ujar dia. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006