Jakarta (ANTARA News) - Lifter Lisa Rumbewas berhasil menyumbang medali perak untuk Indonesia di Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Santo Domingo, Republik Dominika, setelah mencatat total angkatan 210kg di kelas 53kg. Berdasarkan hasil resmi kejuaraan yang dikeluarkan di situs resmi iwf.net, Selasa, Lisa, peraik perak Olimpiade 2004 Athena, mencatat angkatan snatch 95kg serta clean and jerk 115kg. Total angkatan lifter kelahiran 10 September 1980 itu terpaut 16kg dari lifter China, Hongxia Qiu, yang tampil sebagai juara dengan total angkatan 226kg (98kg angkatan snatch dan 128kg angkatan clean and jerk). Perunggu diraih lifter Thailand, Chaleephay Suda, yang hanya terpaut tiga kg dari Lisa dengan total angkatan 207kg (92kg angkatan snatch dan 115kg angkatan clean and jerk). Okta Dwi Paramita, lifter Indonesia lainya yang juga tampil di kelas 53kg, berada di peringkat delapan setelah mencatat total angkatan 191kg (85kg snatch da 106kg clean and jerk). Kejuaraan Dunia Kelas 53kg dikuasai oleh lifter asal Asia yang menempatkan enam lifter di urutan sepuluh besar. Peringkat lima dan enam masing-masing ditempati oleh lifter Thailand lainnya, yaitu Maneewan Amnuaiporn dengan total angkatan 199kg (86kg snatch dan 113kg clean and jerk), serta lifter Taiwan, Hsin-tzu Fang, dengan total angkatan 195kg (85kg snatch dan 110kg clean and jerk). 10 besar dunia Menurut pengamat angkat besi Hadi Wiharja, hasil kejuaraan dunia tersebut bisa dijadikan parameter untuk melihat peta kekuatan di Asia untuk melihat kekuatan lawan menjelang Asian Games Doha 1-15 Desember mendatang. "Kejuaraan dunia ini juga dijadikan sebagai babak kualifikasi Olimpiade 2008 Beijing, jadi seluruh negara peserta sudah dipastikan mengirimkan lifter terbaik dunia mereka. Hasil kejuaraan dunia ini juga sudah menggambarkan kekuatan di Asia Games Doha nanti," kata Hadi, mantan lifter yang pernah menyumbang delapan emas SEA Games itu. Indonesia secara keseluruhan mengirim lima lifter ke kejuaraan dunia tersebut, yaitu Triyatno (62kg), Eko Yuli Irawan (56kg), serta Jadi Setiadi, juga di kelas 56kg). Meski tidak berhasil meraih medali, ketiga lifter menempati peringkat sepuluh besar dunia. Triyatno yang turun pada grup B kelas 62 kg membukukan total angkatan 285kg, masing-masing 130kg untuk snatch dan 155kg untuk clean & jerk. Total angkatan Triyatno masih terpauh jauh, yaitu 23kg dari lifter China Le Qiu yang mencatat total angkatan 309kg (140kg snatch dan 168kg clean and jerk). Namun untuk tingkat Asia, Triyatno menempati peringkat ketiga setelah lifter Korea Selatan, Ji Hun-Min, dengan total angkatan 287kg (132kg snatch dan 155kg clean and jerk). Sementara itu, Eko Juli Irawan dan Jadi Setiadi yang sama-sama tampil di kelas 56kg, masing-masing menempati peringkat delapan dan sembilan dunia, atau peringkat lima dan enam untuk kawasan Asia. Eko melakukan angkatan snatch 116kg dan 150kg untuk angkatan clean & jerk, sehingga pemuda kelahiran 24 Juli 1989 itu membuat total angkatan 266 kg. Sedangkan Jadi yang lahir 2 Februari 1985, pada angkatan snath membuat angkatan 120kg dan 145 kg untuk angkatan clean & jerk sehingga mencatat total angkatan 265 kg. Medali emas di nomor 56kg tersebut direbut lifter China, Zheng Li dengan total angkatan 280kg (128kg snatch dan 152kg angkatan clean & jerk). Indonesia masih menyisakan satu lifter lagi, yaitu Sinta Darmariani yang turun di kelas 75kg putri dan saat ini masih belum bertanding. (*)

Copyright © ANTARA 2006