Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, memprediksi Bank Indonesia (BI) akan menurunkan suku bunganya (BI rate) sebesar 50 basis poin menjadi 10,75 persen dari sebelumnya 11,25 persen, karena berbagai faktor sangat mendukung. "Penurunan BI Rate sebesar itu sangat dimungkinkan, karena laju inflasi September 2006 sebesar 0,38 persen yang naik sedikit dibanding bulan lalu 0,33 persen," katanya di Jakarta, Rabu. Dikatakannya apabila BI dapat menurunkan BI rate sebesar itu, maka bunga BI Rate pada akhir tahun ini diperkirakan akan berkisar di level 10,25 persen, meski Dewan Moneter menyatakan BI Rate akan bisa berkisar di level 10 persen pada akhir tahun ini. "Kami semula memperkirakan penurunan BI Rate sekitar 25 basis poin untuk menjaga pergerakan rupiah, karena penurunan BI Rate yang cukup besar dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas mata uang lokal," katanya. Rupiah, lanjutnya diperkirakan akan tetap berkisar di level antara Rp9.200 sampai Rp9.250 per dolar AS yang pada akhirnya menuju pergerakan yang sedikit lebih rendah menjadi Rp9.200 hingga Rp9.300 per dolar AS sesuai dengan keinginan eksportir. Karena itu, rupiah terlihat sangat sulit untuk bisa bergerak naik. Meski sempat naik namun kenaikan relatifnya kecil, sekalipun ada faktor positip yang mendukungnya seperti membaiknya ekspor Indonesia pada Agustus lalu sebesar 0,73 persen, katanya. Stabilnya rupiah itu, menurut dia, juga didukung tidak berubahnya suku bunga AS di level 5,25 persen. Bahkan dalam laporan yang terbaru Bank Sentral AS (The Fed) pada tahun depan diperkirakan akan menurunkan suku bunganya berkat makin membaiknya laju inflasi AS, ucapnya. Ditanya mengenai turunnya harga minyak dibawah 60 dolar AS, ia mengatakan, faktor tersebut tidak begitu berpengaruh terhadap kebijakan BI untuk segera menurunkan BI Rate. Kian jelas Hal senada juga dikatakan Deputi President PT PaninBank, Roosniati Salihin BI Rate pada akhir tahun ini diperkirakan akan mencapai 10 persen, apabila BI konsisten menurunkan tingkat bunga tersebut. Ia mengemukakan sinyal turunnya BI Rate makin terlihat dengan terus membaiknya kinerja ekonomi makro Indonesia seperti membaiknya nilai ekspor Indonesia sebesar 0,37 persen menjadi 8,89 miliar dolar AS. Namun berapa besarnya penurunan BI Rate itu tergantung oleh kebijakan BI sendiri, ujarnya. Dengan turunnya BI Rate, lanjut Roosniati, maka perbankan akan segera menyesuaikan tingkat suku bunganya terutama bunga pinjaman untuk memicu nasabah mencari kredit baru. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Kostaman Thayib dalam kesempatan ini mengatakan, BI harus menurunkan BI Rate pada bulan ini, karena momentumnya sangat memungkinkan. "Saya optimis BI Rate akan turun sekitar 50 basis poin sehingga posisinya menjadi 10,75 persen yang pada akhir tahun akan bisa berkisar antara 9,75 sampai 10 persen, " katanya. Dengan turunnya BI Rate, lanjut Kostaman, maka perbankan akan segera menyesuaikan tingkat suku bunganya terutama bunga pinjaman untuk memicu nasabah mencari kredit baru. Nasabah saat ini masih menahan diri untuk mengambil kredit baru, karena mereka menilai tingkat suku bunga bank masih tinggi dan perlu segera diturunkan kembali, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006