Mas Bowo dan Mas Joko dua-duanya punya catatan baik buruk atau bagus. Jangan saling lempar kejelekan, norak ah"
Jakarta (ANTARA News) - Aktor senior Slamet Rahardjo Djarot mengkritik kecenderungan saling serang lewat kampanye hitam pada beberapa stasiun televisi nasional yang disebutnya tidak bermoral.

"Ya itulah yang namanya bangsa sengsara. Saling menjatuhkan tapi lewat black campaign. Jangan gitu lah, secacat-cacatnya orang juga masih punya harga diri. Mas Bowo dan Mas Joko dua-duanya punya catatan baik buruk atau bagus. Jangan saling lempar kejelekan, norak ah," kata Slamet pada Seminar Kedaulatan Pangan Kagama di Jakarta, Minggu.

Slamet berharap kedua kubu lebih mengedepankan adu visi dan misi, ketimbang perang kampanye hitam.

"Tinggal paparkan, kalau Anda mau jadi presiden mau melakukan apa, misalnya dalam hal kedaulatan pangan, mereka mau melakukan apa," kata Slamet.

Dia berharap presiden terpilih mendatang benar-benar mengabdi kepada rakyat.

"Presiden itu pemimpin, bukan orang yang gila jabatan. Kalau presiden cuma dianggap jabatan ya nanti akan terulang lagi. Kalau presiden tidak berpihak pada rakyat ya ra sah dipilih," katanya.

Bagi Slamet, presiden haruslah yang "berbudaya" baik secara politik, sosial dan ekonomi.

"Budaya itu bukan cuma tari-tarian, tapi mencakup semua aspek kehidupan. Tapi sayangnya kalau di Indonesia itu kan fahamnya IPOLEKSOSBUD (ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya), budayanya kan selalu di belakang, pantesan ngawur," katanya.

Saat ditanya kandidat presiden mana yang memiliki pemahaman budaya paling bagus, Slamet menyebut keduanya memiliki kesempatan sama.

"Jangan dipikir kalau latar belakang militer lantas tidak paham budaya atau kalau orang sipil lebih ngerti budaya. Dua orang yang kita capreskan hari ini adalah putra-putra terbaik bangsa. Jangan dijelek-jelekkan. Saya tidak suka," kata Slamet.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014