... pemimpin yang baru hendaknya memajukan pendidikan politik perempuan... "
Jakarta (ANTARA News) - Pemerhati perempuan dan anak, Dr Ir Giwo Rubianto Wiyogo, mengatakan, Indonesia memerlukan presiden yang responsif terhadap perempuan.

"Reformasi budaya dan adat yang masih banyak mengerdilkan dan melemahkan posisi perempuan. Sudah saatnya negeri ini dibangun atas dasar keadilan dan ramah perempuan. Tentu presiden-lah yang harus meletakkan fondasi tersebut," ujar dia, di Jakarta, Senin.

Dia menambahkan, pemimpin yang baru hendaknya memajukan pendidikan politik perempuan. Saat ini banyak perempuan yang terjun ke politik, tapi tidak sepenuhnya memiliki pendidikan politik yang cukup.

"Tidak sedikit perempuan ikut-ikutan menjadi calon legislatif, namun minim akses dan minim daya dukung. Akibatnya tingkat keterpilihannya rendah," ujar mantan ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, pada 2004-2007 itu.

Selain itu, pemimpin bangsa yang baru harus membangun sistem perlindungan perempuan dari segala bentuk kekerasan.

"Tentunya tidak hanya memberikan perhatian ketika ada korban, tetapi bagaimana sistem dapat memberikan atensi luas terhadap pencegahan agar korban tidak berjatuhan."

Perlindungan terhadap TKW juga perlu dilakukan. Diperlukan keseriusan pemerintah dalam mengatasi persoalan yang kerap menimpa TKW.

Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan calon presiden-calon wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla

Pewarta: Indriani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014