Surabaya (ANTARA News) - Tim Pelaksana Tim Nasional (Timnas) Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo, Rabu (4/10) malam mulai melakukan sosialisasi konsep relokasi bagi warga di empat desa, yakni Siring, Jatirejo, Renokenongo (Kecamatan Porong) dan Kedungbendo (Kecamatan Tanggulangin) di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo. Juru Bicara Timnas, Rudi Novrianto, mengatakan, tujuan sosialisasi untuk menjelaskan upaya penanggulangan bencana luapan lumpur menjelang musim hujan dan lebaran. Selain itu, juga menawarkan tiga opsi konsep relokasi kepada warga empat desa itu. "Kami akan menawarkan tiga opsi relokasi, yakni cash and carry, resettlement (bedol desa), dan kawasan siap bangun (KSB). Nantinya, terserah masyarakat mau memilih yang mana. Semua masukan dan saran dari masyarakat akan ditampung Timnas," katanya. Kepala Dinas PU Cipta Karya Sidoarjo, Ir Sulaksono, ditemui di Pendopo Delta Wibawa, menambahkan, sosialisasi ini juga diharapkan berguna untuk meyakinkan warga keempat desa yang wilayahnya tidak layak huni itu benar-benar memahami bahwa sangat berbahaya jika tetap mempertahankan tinggal di rumahnya dan menolak direlokasi. "Mereka (warga, red) juga harus tahu bahwa tanah di desanya juga mengalami penurunan permukaan (ambles) dan tidak layak huni lagi," imbuhnya. Secara pribadi, Sulaksono lebih berharap agar warga mau memilih opsi resetlement atau bedol desa. Hal itu dikarenakan pada lokasi baru akan dilengkapi beberapa fasilitas yang sebelumnya tidak semuanya ada di desa mereka. Fasilitas itu di antaranya adalah gedung sekolah SD, SMP, SMA, gedung serba guna, pasar lokal, tempat beribadah, lahan /sawah garapan dan sebagainya. "Dari segi kehidupan pranata sosialnya lebih terjamin. Fasilitas-fasilitas itu akan diusahakan sesuai keinginan warga masing-masing," tuturnya. Mengenai opsi cash and carry dan KSB, dia menjelaskan, jika warga memilih ini artinya menginginkan mencari lokasi rumah baru setelah mendapatkan uang ganti rugi. "Mungkin kelebihannya, warga bisa menyesuaikan lokasi rumahnya agar dekat dengan kantor tempat kerjanya," ucapnya. Jika KSB, warga diberikan kewenangan membangun model rumahnya sesuai selera masing-masing di lokasi yang disediakan Lapindo Brantas Inc (LBI). Bupati Sidoarjo Win Hendrarso juga memberikan sinyal lebih positif kepada upaya resetlement, dikarenakan gambaran prospeknya bagi kehidupan masyarakat mendatang lebih baik. Tapi dia lebih menyarankan agar menggabungkan dua konsep, yakni resetlement dan KSB. "Biasanya perumahan kan modelnya hampir sama semua, tapi nantinya akan di-mixer antara kehidupan desa (tradisional) dengan KSB (real estate). Ini akan menjadi pilot project permukiman bagi pengungsi di Indonesia, tetapi terserah warga mau membangun sendiri rumahnya di KSB atau dibangunkan sesuai model yang diminta warga," pungkasnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006