Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta jajaran pemerintahan yang dipimpinnya untuk tidak mencari-cari kelemahan aturan yang ada, serta tidak bersikap masa bodoh terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Permintaan itu disampaikannya dalam acara berbuka puasa bersama para pejabat tinggi negara di Istana Negara, Jakarta, Rabu. Acara diikuti oleh para menteri Kabinet Indonesia Bersatu, pejabat negara, dan tokoh-tokoh lainnya, seperti Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketua DPR Agung Laksono, Ketua MA Bagir Manan, Jaksa Agung Abdul Rachman Saleh, Ketua MK Jimmly Asshidiqie, Ketua BPK Anwar Nasution, Ketua KPK Taufikurrahman Ruki, serta mantan menteri agama Tolchah Hasan dan mantan menteri luar negeri Ali Alatas. Yudhoyono membuka sambutannya dengan menyatakan harapan agar tidak ada satupun pihak di kalangan pejabat negara dan pemerintahan yang masuk menjadi kaum yang senang berbohong dan bergunjing. Kebanyakan isi pidato Yudhoyono pada acara berbuka puasa bersama berkisar kepada harapan dan ajakan yang disampaikannya kepada para pejabat negara, terutama para pejabat pemerintahan, untuk meningkatkan tekad dalam menciptakan tata pemerintahan yang baik (good governance). Menjunjung tinggi aturan hukum serta bersikap tanggap terhadap masalah masyarakat adalah beberapa aspek good governance yang diangkatnya. "Mari kita jalankan (aturan hukum). Jangan kita mencari-cari kelemahan dari aturan yang sudah ada, bersiasat yang negatif. Mari seelok-eloknya penuhi tataran yang pernah ada, dari UUD sampai UU yang berlaku untuk kita semua," katanya. Ia juga meminta pejabat pemerintah lebih responsif terhadap apapun persoalan yang dihadapi masyarakat Indonesia. "Jangan apatis. Jangan masa bodoh. Demi waktu, kita jangan merugi," tegasnya. Sambil mengutip surat dalam Al Qur`an, Al Ashr (Masa/Waktu), Presiden meminta para pejabat untuk tidak menyia-nyiakan waktu untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Ia kemudian mengingatkan kembali pemerintahannya untuk menciptakan pemerintahan yang bersih, terbuka, memiliki kemampuan tinggi, serta dapat mempertanggungjawabkan semua kebijakan dan keputusannya secara dunia-akhirat. Acara buka bersama yang juga dihadiri oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono itu menyajikan beberapa macam makanan pembuka, seperti es blewah, es kelapa muda, serta kolak pisang dicampur dengan kolang kaling. Setelah Shalat Magrib bersama, ratusan pejabat dari berbagai departemen yang hadir melakukan santap malam di pelataran belakangan Istana Negara dengan menu utama Pecel Madiun. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006