Ramadi, Irak (ANTARA News) - Kelompok geris keras, Sabtu, menyandera staf dan mahasiswa di satu kampus di kota Ramadi, di mana pasukan keamanan Irak terlibat pertempuran dengan para petempur anti-pemerintah selama beberapa bulan, kata polisi.

Serangan itu adalah operasi besar ketiga oleh kelompok garis keras dalam tiga hari, setelah pertempuran seru dan serangan bom bunuh diri di Irak utara, Jumat, dan satu serangan besar terhadap kota Samarra, Kamis.

Para gerilyawan dari kelompok Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) menyusup masuk universitas itu dari daerah terdekat Al-Tasha, membunuh para penjaganya,dan meledakkan jembatan menuju ke pintu gerbang utamanya, kata polisi.

Seorang wartawan AFP mengatakan pasukan keamanan mengepung kampus itu.

Serangan itu terjadi sehari setelah aksi kekerasan, termasuk pertempuran seru antara gerilyawan dan pasukan keamanan dan dua serangan bom bunuh diri yang menewaskan setidaknya 36 orang di Provinsi Nineveh, Irak utara.

Dan pada Kamis, gerilyawan merebut sejumlah daerah Samarra dalam satu serangan besar-besaran yang hanya dapat dipukul mundur setelah pertempuran jarak dekat dan serangan-serangan helikopter.

Aksi kekerasan di Irak berada dalam tingkat tertingginya sejak tahun 2006-2007 ketika puluhan ribu orang tewas dalam konflik sektarian antara kelompok mayoritas Syiah dan minoritas Sunni.

Para pejabat menyalahkan pada faktor-faktor luar atas meningkatnya pertumpahan darah, terutama perang saudara di negara tetangga Suriah.

Tetapi para pengamat mengatakan kemarahan warga Arab Sunni meluas pada pemerintah yang dipimpin Syiah juga merupakan satu faktor penting, demikian laporan AFP.

(H-RN)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014