Sebut saja, Megawati Soekarnoputri merupakan anak Presiden I RI Soekarno (1945-1968) yang meneruskan tampuk kepemimpinan ayahnya untuk menjadi Presiden V RI (2001-2004).
Kini kondisi seperti itu terjadi pada jabatan setingkat menteri. Menteri Agama yang baru dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (9/6) ini merupakan anak dari Menteri Agama Saifuddin Zuhri (1962-1967).
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengangkat Wakil Ketua MPR 2009-2014 dari Partai Persatuan Pembangunan, Lukman Hakim Saifuddin, menduduki jabatan Menteri Agama menggantikan Suryadharma Ali yang terjerat sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa penyelenggaraan haji tahun anggaran 2012/2013.
Lukman yang juga Wakil Ketua Umum DPP PPP saat dipanggil Presiden Yudhoyono di Batam, Kamis (5/6), menyatakan amanah dari Presiden itu merupakan kepercayaan yang luar biasa berat dan tanggung jawab itu dinilai lebih berat karena berarti dirinya hanya memiliki jangka waktu tersisa selama empat bulan.
"Tidak mudah bagi saya menerima amanah yang luar biasa beratnya," kata Lukman.
Sekjen DPP PPP M Romahurmuziy mengatakan partainya mengajukan Lukman Hakim Saifuddin untuk menjabat Menteri Agama tetapi menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Yudhoyono yang memiliki hak prerogatif mengangkat menteri.
"Lukman adalah anggota dewan sejak 1997 yang sudah duduk di berbagai komisi, termasuk komisi agama. Ia juga dikenal sebagai pribadi yang berintegritas dan memiliki pergaulan yang luas selama memimpin sebagai ketua fraksi PPP DPR maupun Wakil Ketua MPR RI. Insya Allah, dia bisa menjalankan amanah sebaik-baiknya," katanya.
Biografi
Lukman Hakim Saifuddin lahir pada di Jakarta pada 25 November 1962 sebagai anak bungsu dari 10 bersaudara anak pasangan KH Saifuddin Zuhri dan Solichah.
Kesembilan kakaknya adalah Dr. Fahmi Djafar (yang beristrikan Dra Maryam, putri tokoh NU KH Ahmad Syaikhu), Farida (bersuamikan Shalahuddin Wahid, putra ketiga KH Wahid Hasyim, adik kandung Abdurrahman Wahid), Anisa, istri Dr Solichul Hadi (mantan aktivis PMII), Aisyah, yang dipersunting Drs Wisnu Hadi (pengusaha), Andang FN Baehaqi (berpendidikan di Kairo dan Belanda yang menikah dengan Gitta (gadis Belanda), Julia, Annie, dan Adib yang menikah dengan Yanti Ilyas (putri KH M Ilyas).
Selepas dari Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI) Manaratul Ulum, Lukman melanjutkan sekolah ke Pondok Modern Gontor, Ponorogo, Jatim (1983) lalu ke Universitas Islam As-Syafiiyah, Jakarta (1990).
Pada masa mudanya ia aktif sebagai Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU (LKKNU) 1985-1988.
Lalu pada 1988-1999, Lukman berkecimpung di Lajnah Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) NU sebagai Wakil Sekretaris, Kepala Bidang Administrasi Umum, Koordinator Program Kajian dan Penelitian, Koordinator Program Pendidikan dan Pelatihan, hingga menjadi Ketua Badan Pengurus periode 1996-1999.
Selama beraktivitas di Lakpesdam NU, ia pernah mengikuti pendidikan singkat mengenai Community Organizer in Health and Development in Asian Rural Settings di Asian Health Institute, Nagoya, Jepang dan di Curtin University, Perth, Australia. Pada tahun 1995-1997 bergabung dengan Helen Keller International sebagai project manager dalam program The Irian Jaya Community Eye Care Project.
Ia pernah menjadi anggota Majelis Pengarah Pesantren Al-Hamidiyah, Depok dan pengajar pada Pendidikan Kader Ulama Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta.
Menjadi Wakil Ketua Bidang Pengembangan Program Yayasan Saifuddin Zuhri sejak 1994 hingga kini dan anggota Komisi Pengawas Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) periode 2004-2007.
Lukman menjadi pengurus PPP pada awal 1994 sebagai anggota Lembaga Pusat Pendidikan dan Latihan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP, lalu menjadi Ketua di lembaga tersebut pada 1999-2003, menjadi Sekretaris Pengurus Harian Pusat DPP PPP periode 2003-2007, dan Ketua DPP PPP Periode 2007-2012.
Ia terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat/Majelis Permusyawaratan Rakyat sejak 1997 sampai saat ini. Pada Pemilu 2014, dia pun terpilih kembali sebagai anggota DPR RI untuk periode 2014-2019.
Selama mengabdi di DPR, pernah memimpin Tim Pemantau Operasional Haji di Saudi Arabia, mewakili DPR dalam Young Parliamentarians Meeting di Filipina dan Italia, memenuhi undangan The American Council of Young Political Leaders ke Amerika Serikat, anggota delegasi dalam The Role of the Legislatures di Mongolia, dan anggota delegasi dalam Congress of Democrats from the Islamic World di Turki. Berkesempatan melakukan studi tentang konstitusi ke negara Rusia, Jerman, Perancis, Belanda, dan Spanyol sebagai anggota Badan Pekerja MPR yang khusus merancang Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada 1999 hingga 2002.
Tokoh yang pernah menjadi Sekretaris Forum Konstitusi (wadah berhimpunnya para pelaku sejarah yang merumuskan Rancangan Perubahan UUD 1945) ini juga menjabat Wakil Ketua Tim Sosialisasi UUD 1945 MPR RI (2004-2009), Sekretaris Fraksi PPP MPR RI (2004-2007), Wakil Ketua Tim Kajian Peningkatan Kinerja DPR RI (2006-2007), Anggota Tim Kuasa Hukum DPR RI (2004-2009), dan Ketua Fraksi PPP DPR RI (2007-2009), dan Wakil Ketua MPR RI (2009-2014).
Lukman memiliki seorang istri bernama Trisna Willy dan tiga anak.
Bukan malaikat
Ketua Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin meyakini Lukman sebagai pejabat yang tepat untuk menjadi Menteri Agama.
"Saya kenal dia, dia juga teman saya, satu almamater saat bersekolah juga dan dia anak mantan Menteri Agama Saifuddin Zuhri. Saya kira dia tepat memangku amanat itu," kata Din.
Ia mengingatkan Lukman untuk bekerja secara efektif sebagai menteri mengingat dia hanya akan menjabat selama empat bulan saja.
"Sisa empat bulan itu sangat singkat," kata Din yang juga ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu.
Lukman mengaku dalam menjalankan tugasnya akan mempelajari terlebih dahulu permasalahan yang terjadi.
Ia mengaku bukan malaikat atau semudah membalikkan telapak tangan.
Presiden Yudhoyono mengangkat Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 54 P tahun 2014.
Oleh Budi Setiawanto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014