Jakarta (ANTARA) - Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menerbitkan buku Moderasi Beragama: Tanggapan atas Masalah Kesalahpahaman, Tuduhan, dan Tantangan yang Dihadapinya, untuk menjawab segala kekeliruan dalam memahami konsepsi tersebut.

"Esensi agama adalah memanusiakan manusia. Problematika keagamaan harus diselesaikan dengan cara yang tak mengesampingkan nilai kemanusiaan. Mereka yang dinilai berlebihan dan melebihi batas perlu disentuh dengan cara-cara moderat, bukan cara ekstrem," ujar Lukman dalam bedah buku Moderasi Beragama di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis.

Buku tersebut mencoba menjawab sejumlah kesalahpahaman di tengah masyarakat yang muncul dalam rentang beberapa tahun perjalanan penguatan moderasi beragama.

Kesalahpahaman itu antara lain terkait pelabelan liberalisasi, pendangkalan akidah, produk konspirasi asing, hingga dianggap sebagai aliran baru untuk menjauhkan umat dari agamanya. Ia menyebut tuduhan tersebut jelas tidak benar.

Sebab, kata dia, memahami dan mengamalkan ajaran agama secara moderat dalam artian tidak berlebih-lebihan dan tidak melampaui batas adalah perintah agama itu sendiri.
Buku Moderasi Beragama: Tanggapan atas Masalah Kesalahpahaman, Tuduhan, dan Tantangan yang Dihadapinya yang disusun oleh Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifudiin. (ANTARA/Asep Firmansyah)


Moderasi beragama merupakan cara pandang, sikap, dan praktik beragama dengan mengejawantahkan esensi ajaran agama berdasarkan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan bersama.

"Yang intinya adalah jangan sampai mengingkari atau menyimpangi inti pokok ajaran agama itu sendiri, yang menjadi pesan utama ajaran agama itu sendiri," kata dia.

Menurutnya, berbagai kekeliruan terhadap moderasi beragama menjadi tantangan tersendiri. Ia menduga kekeliruan yang timbul akibat minimnya referensi. Lukman berharap buku tersebut dapat menjadi panduan dalam memahami perihal moderasi beragama.

Sementara itu, Kepala Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ) Samidi Khalim mengatakan buku Moderasi Beragama yang diluncurkan Lukman Hakim Saifuddin tidak secara spesifik ditujukan bagi umat Muslim saja, tetapi untuk semua umat beragama di Indonesia.

"Buku ini bisa dipahami oleh semua agama. Saya membaca buku tidak dalam perspektif sebagai seorang ulama atau kiai, di situ tidak dicantumkan ayat atau hadist yang banyak. Justru menyebarkan pada inti ajaran agama-agama di dunia," kata dia.

Ia berharap dengan hadirkan buku tersebut dapat mengeliminasi setiap pemahaman yang salah soal moderasi beragama di masyarakat.

"Intinya agama itu mengajarkan pada kedamaian. Memahami agama secara fundamental iya, tetapi nilai humanisme dari inti ajaran agama itu yang ditekankan dalam buku moderasi beragama ini," kata dia.

Baca juga: FKUB: Moderasi beragama perlu dimasukkan kurikulum pendidikan nasional
Baca juga: Kemenag optimalkan media sosial gaungkan moderasi beragama

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022