Jakarta (ANTARA News) - Direktur I bidang Keamanan dan Transnasional Badan Reserse Kriminal Polri, Brigjen Pol Surya Darma, ditunjuk menjadi ketua tim penyidik kasus pembunuhan Munir menggantikan Brigjen Pol Marsudi Hanafi. "Polri telah menyegarkan tim penyidik kasus ini. Kalau dulu oleh Brigjen Hanafi, kini oleh Direktur I Brigjen Surya Darma," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Paulus Purwoko di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan, penyidik akan segera mulai bekerja dengan memfokuskan pada orang-orang yang diyakini memiliki informasi soal pembunuhan aktivis HAM itu termasuk orang-orang yang selama ini belum dimintai keterangan oleh penyidik. "Selain sebagian anggota tim lama, tim baru akan ditambah dari unsur psikologi, kedokteran dan reserse," katanya. Purwoko menolak menyebutkan, pihak-pihak atau nama-nama yang akan dibidik tim penyidik yang baru itu sebab hal tersebut menjadi kewenangan penyidik. "Setiap dua minggu, tim penyidik akan melaporkan perkembangan penyidikan ke Kapolri agar Pak Kapolri bisa melaporkan juga ke Presiden," ujarnya. Untuk itu, ia juga mengundang masyarakat yang memiliki informasi soal pembunuhan Munir agar datang ke Mabes Polri untuk memberikan keterangan ke tim penyidik. Kendati Pollycarpus telah divonis tidak terlibat pembunuhan Munir, namun Mabes Polri masih bisa meminta keterangan darinya. "Kalau untuk masalah yang sama, Polly tidak bisa dimintai keterangan lagi tapi ia bisa menjadi saksi kalau nanti ada tersangka baru," katanya. Munir tewas di atas pesawat Garuda nomor penerbangan GA 974, Senin, 6 September 2004 yang terbang dari Jakarta menuju Amsterdam. Hasil otopsi ahli forensik Belanda pada 13 Oktober 2004 menyebutkan, Munir meninggal karena dalam lambungnya terdapat racun arsenik dalam jumlah besar. Mabes Polri yang menyidik kasus ini menetapkan Pollycarpus sebagai tersangka karena diduga memasukkan arsenik ke dalam jus jeruk yang diminum Munir. Saat itu, Polly ikut terbang sebagai penumpang dan bukan sebagai pilot.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006