Sao Paulo (ANTARA News) - Presiden Badan Sepak Bola Dunia (FIFA), Sepp Blatter, membalas atas kritik yang menyerang lembaganya menjelang kongres tahunan pada Selasa dan mengklaim tendensi rasisme melatari tuduhan korupsi terkait penunjukkan Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 mendatang.

Tuduhan beredar bahwa Qatar membayar untuk sejumlah suara saat pemilihan oleh FIFA untuk memutuskan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 akan dibicarakan dalam kongres yang berlangsung selama dua hari itu, kata pria berkebangsaan Swiss itu.

Skandal yang terus berkembang telah mengancam kelanjutan rencana pembukaan Piala Dunia 2014 di Sao Paulo pada Jumat (13/6) WIB.

FIFA mendapat tekanan yang datang dari lima dari enam sponsor utama, meminta penyelidikan mendalam atas tuduhan yang dilancarkan oleh media-media Inggris itu.

Blatter, yang bersiap menyampaikan kepada kongres bahwa dirinya akan mencalonkan diri untuk periode jabatan kelimanya, mengatakan di hadapan pertemuan Badan Sepak Bola Afrika (CAF) bahwa terdapat motivasi jahat dibalik tuduhan itu.

Blatter menyerang "gelombang anti FIFA" terkait Piala Dunia 2022 dan "diskriminasi dan rasisme" sebagai inti serangan isu itu. Ia menyebut tuduhan tersebut "membuat saya sangat sedih".

Para anggota CAF, yang bersama-sama dengan Presiden berdurasi panjang mereka Issa Hayatou dituduh media-media Inggris telah menerima uang sogokan dari Qatar, menyambut ramah Blatter dan juga menyerang tuduhan tersebut.

"CAF mengutuk strategi yang menggunakan gerakan olah raga Afrika dan para pemimpinnya sebagai kambing hitam oleh mereka-mereka yang berusaha, dengan segala cara, mendapatkan apa yang mereka inginkan," demikian pernyataan resmi CAF.

"CAF juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden FIFA Joseph S Blatter, atas peran aktifnya dalam tumbuh kembang sepak bola di Afrika dan komitmen personalnya memerangi rasisme."

Blatter juga tampil tegas saat menemui Badan Sepak Bola Asia (AFC) sembari menambahkan, "saya masih memiliki semangat di dalam diri" untuk terus memimpin FIFA.

Hal senada dengan serangan Blatter terhadap tuduhan korupsi, juga dikumandangkan oleh Presiden Dewan Olimpiade Asia (OCA), Sheikh Ahmad al-Sabah, dari Kuwait, yang menyebut tuduhan itu merupakan serangan rasis terhadap bangsa Arab.

"Kami akan mengkonfrontasi segala bentuk tindakan rasisme dan mendukung Qatar agar tidak kehilangan haknya menyenggarakan Piala Dunia 2022 di Doha," kata Sheikh Ahmad yang selain menjabat Presiden OCA juga merupakan tokoh berpengaruh di Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang dilansir dari AFP.(*)

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014