Rio de Janeiro (ANTARA News) - Pelatih Ekuador Reinaldo Rueda menegaskan keputusan buruk dari wasit membuat timnya harus mendapatkan hasil seri 0-0 melawan Prancis di Maracana yang membuat mereka tersingkir dari Piala Dunia.

Diusirnya kapten Antonio Valencia yang melanggara keras Lucas Digne membuat Ekuador bermain dengan sepuluh orang pada hampir sepanjang babak kedua, sedangkan insiden pemain Prancis Mamadou Sakho menyikut pemain Ekuador Oswaldo Minda pada babak pertama luput dari perhatian wasit Pantai Gading Noumandiez Doue.

"Yang telah terjadi itu memalukkan. Terserah komisi disiplin untuk melihat semua kejadian guna menilai kinerja wasit," kata Rueda seraya menyebut banyak keputusan wasit tidak benar.

Namun Rueda tidak memprotes pengusiran Valencia dengan berkata, "Itu memang memalukan, tapi saya sangat menaruh hormat dan yang sudah terjadi, terjadilah. Tak ada yang bisa dilakukan untuk itu saat ini. Kami kehilangan seorang pemain yang penting dalam struktur kami dan sulit mempertahankan seri namu berkat karakter para pemain kami telah melakukannya."

Rueda, yang pernah memimpin Honduras pada putaran final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, kini habis kontraknya namun dia berharap ada kesepakatan dengan Federasi Sepak Bola Ekuador (FEF) yang menjaminnya tetap melatih.

"Kini kontrak saya habis dan terserah Federasi untuk menentukan masa depan saya. Saya kira kami telah menjalankan tugas dengan baik," kata Rueda seperti dikutip AFP.

Gelandang  Christian Noboa menegaskan Ekuador dapat berbangga tampil di Brasil, kendati gagal menyamai prestasi 16 Besar pada Piala Dunia 2006 di Jerman.

"Kami sedih tapi kami pulang dengan kepala tegak," kata pemain Dynamo Moscow itu. "Kami telah memberikan segalanya. Kami adalah tim muda dengan banyak pemain bermain di dalam negeri dan lainnya di Meksiko, yang tidak sama seperti bermain di Eropa."



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014