Trenggalek (ANTARA News) - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD mengklaim dukungan Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri tidak berubah pascawafatnya KH Idris Marzuki, 9 Juni 2014.

"Dukungan dari keluarga Ponpes Lirboyo tetap diarahkan untuk Calon Presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa," tegas Mahfud usai menghadiri kampanye akbar tim pemenangan Prabowo-Hatta di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu.

Pernyataan ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta ini sekaligus membantah rumor perubahan ataupun perpecahan arah dukungan keluarga besar Ponpes Lirboyo, Kediri dalam Pilpres 9 Juli 2014.

Sebelumnya, saat almarhum KH Idris Marzuki masih hidup, sikap politik kyai kharismatik di kalangan warga nahdliyin ini sangat jelas mendukung Prabowo.

Arah dukungan bahkan dipertegas secara kelembagaan oleh pengasuh Ponpes Lirboyo ini dengan mengeluarkan surat edaran resmi bertanda tangan KH Idris Marzuki, yang menyerukan kalangan santri maupun jaringan ponpes yang diasuh para alumninya untuk mendukung pencalonan Prabowo-Hatta.

Informasinya, sikap politik Ponpes Lirboyo tidak lepas dari lobi Mahfud MD.

Namun seiring wafatnya KH Idris Marzuki akibat komplikasi penyakit dalam yang dideritanya pada 9 Juli, beredar kabar sikap politik Ponpes Lirboyo berubah.

Sebagian menyebut surat edaran berisi seruan mencoblos Prabowo-Hatta dalam Pilpres 9 Juli yang dikeluarkan Ponpes Lirboyo dan ditandatangani almarhum KH Idris tidak lagi berlaku.

Akibatnya, suara komunitas santri keluarga besar Ponpes Lirboyo dan jaringannya terbelah, ada yang tetap mendukung Prabowo namun ada yang berubah mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Saya sudah mendapat kepastian dari pengasuh pondok (Lirboyo). Surat edaran baru berisi seruan memilih capres nomor urut 1 bahkan telah dikeluarkan lagi dan disebarkan ke seluruh santri dan jaringan ponpes lainnya di seluruh daerah," tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Mahfud juga menjamin komitmen Prabowo-Hatta dalam melindungi eksistensi maupun tradisi warga NU.

Beberapa yang disebut Mahfud sebagai bantahan atas isu "hitam" ("black campaign") atas pencalonan Prabowo-Hatta antara lain adalah menyangkut rumor dihilangkannya tradisi tahlil, solawat nabi, serta istighosah yang selama ini menjadi ciri khas ajaran yang dianut warga NU.

"Nanti, Pak Prabowo mengangkat Menteri Agama dari kalangan Nahdliyin. Jadi tidak ada ceritanya tahlil-solawat nabi dihilangkan," tegasnya.

Mahfud juga mengklaim capres yang didukungnya akan mendulang suara besar dengan margin antara 52 persen hingga 65 persen di Jawa Timur, lebih tinggi dari perolehan suara Capres Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla.

Pemilu Presiden, 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

(KR-DHS/Y008)

Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014