Demak (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerahkan bantuan Rp41 miliar lebih untuk penguatan perekonomian usaha kecil dan menengah di Jawa Tengah, di antaranya untuk pengembangan peternakan, budidaya kakao, dan perekonomian pondok pesantren. Penyerahan bantuan secara simbolis itu dilakukan Presiden di Masjid Agung Demak, Jawa Tengah, seusai salat isya dan tarawih dalam rangka safari Ramadan dan peringatan Nuzulul Quran, Jumat malam. Seusai menyerahkan bantuan, Kepala Negara menyatakan, jika perekonomian perkotaan, pinggiran perkotaan, dan pedesaan berkembang, otomatis akan mampu menyerap tenaga kerja, sehingga akan mengurangi pengangguran. "Meskipun berinvestasi di luar negeri tidak dilarang, sangatlah mulia jika para pengusaha dan konglomerat menanam investasi di dalam negeri. Cintailah negeri sendiri," kata Presiden yang datang ke Demak disertai sejumlah menteri. Tampak menyertai kunjungan Presiden ke Demak itu antara lain Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, Menkop dan UKM Suryadarma Ali, Menteri Agama Maftuh Basyuni, Menteri PU Djoko Kirmanto, Menseskab Sudi Silalahi, dan juru bicara Presiden Andi Mallarangeng. Presiden pada kesempatan itu menyebutkan, Kabupaten Demak merupakan lumbung padi, karena selama ini surplus padi. Setiap tahun kabupaten ini menghasilkan 330.000 ton gabah kering giling (GKG) dan masih menyisakan surplus 120.000 ton GKG, karena untuk memenuhi kebutuhan daerah sendiri sekitar 210.000 ton. Di samping itu, kata Kepala Negara, Kabupaten Demak juga menghasilkan sekitar 11.000 ton produk perikanan senilai Rp120 miliar. "Hasil pertanian yang diraih Demak perlu dicontoh daerah lain, karena kecukupan akan kebutuhan pangan seperti beras, jagung, dan kedelai akan memperkuat ketahanan pangan, sehingga kita tidak tergantung luar negeri," kata Presiden. Pada kesempatan itu Kepala Negara juga menegaskan komitmennya untuk memerangi korupsi dan menjadi pemimpin yang baik, dengan bekerja keras. "Kalau kita bekerja keras, Allah akan memberi jalan," kata Presiden. Menurut Presiden, sudah saatnya bangsa ini melakukan jihad memerangi segala jenis kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan. "Jika bangsa Indonesia bisa mengurangi masalah tersebut, martabat bangsa Indonesia akan dihargai bangsa lain," kata Presiden.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006