Jakarta (ANTARA News) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengisyaratkan Batalyon Mekanis TNI yang tergabung dalam Operasi Pemelihara Perdamaian (OPP) di Libanon akan diberangkatkan pada akhir Oktober 2006 untuk tim aju (advance), dan awal November 2006 untuk pasukan utama (main body). "Mudah-mudahan ini perubahan yang terakhir kali dari PBB, karena ini sudah beberapa kali berubah," kata Panglima TNI, Marsekal TNI Djoko Suyanto, usai memimpin upacara pemberangkatan Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Mekanis TNI, di Markas Divisi-1/Kostrad, Cilodong, Bogor, Senin. Ia mengatakan, penundaan keberangkatan pasukan TNI ke Libanon lantaran Pasukan Perdamaian PBB di Libanon (UNIFIL) cukup disibukkan mengatur penempatan pasukan di lapangan berkaitan dengan luas wilayah serta banyaknya jumlah pasukan PBB di wilayah konflik tersebut. Pada September silam, lanjut dia, UNIFIL/PBB masih memprioritaskan pengaturan dan penempatan pasukan perdamaian dari negara-negara Eropa dan bulan Oktober hingga November 2006 penempatan bagi kontingen negara lain, termasuk TNI. Djoko mengatakan, tim aju TNI akan diberangkatkan pada 28-29 Oktober 2006, lalu satu hingga dua pekan kemudian pasukan utama diberangkatkan. Tim aju TNI yang berjumlah 125 orang itu, termasuk Letnan Satu Agus Harimurti, putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang bertugas mengkoordinir dan menyiapkan segala sesuatunya untuk kedatangan induk pasukan yang akan berangkat di gelombang kedua pada 9 November 2006. Menanggapi pertanyaan pers mengenai pengadaan 32 panser VAB dari Prancis untuk Kontingen Garuda (Konga) XXIII-A di Libanon itu, Panglima TNI mengatakan, tidak ada masalah. "Ke-32 panser itu akan langsung dikirim dari Prancis ke Lebanon dalam tiga tahap, yakni tahap pertama Oktober sepuluh unit, November dikirim 10 unit dan Desember 12 unit," kata Djoko. Sementara itu, Perwira Penerangan Batalyon Mekanis TNI, Mayor Kav. Irawadi, mengatakan bahwa daerah tanggung jawab (area of operation) UNIFIL meliputi Sungai Litani di Utara hingga ke kawasan gencatan senjata UNIFIL blue line di Selatan yang berbatasan dengan Israel, dan dari Timur ke Barat panjangnya kurang lebih 110 kilometer dan dari Litani ke wilayah selatan kawasan gencatan senjata (South blue line) kurang lebih 40 kilometer. "Tim aju dan beberapa perlengkapan dan peralatannya akan diberangkatkan dengan menggunakan pesawat kargo Antonov 214, sedangkan pasukan utama menggunakan pesawat sipil, dan peralatan serta perlengkapan lainnya dikirim menggunakan kapal laut," ujarnya. Sesuai prosedur, kontingen yang datang di Libanon akan dijemput oleh Movcon (Movement Control), dan sebelum ditempatkan ke daerah operasi biasanya di tempatkan di Transit Area yang minim fasilitasnya, termasuk konsumsi. Sampai saat ini total pasukan internasional yang ada di Libanon kurang lebih 6.000 personel, antara lain dari Italia, Spanyol, Jerman, Rusia, Prancis, Turki, India, dan Ghana. Pemberangkatan Konga XXIII-A yang juga disebut Satgas Mekanik ke Libanon masih harus melalui suatu proses dan prosedur kerja yang dilakukan UNIFIL yang bertanggungjawab mengatur setiap kontingen yang akan bergabung di wilayah operasi PBB, demikian Mayor Kav. Irawadi. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006