Palu (ANTARA News) - Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah ((Kabid Dokkes Polda Sulteng), AKBP dr Ramon, menegaskan bahwa Pendeta Irianto Kongkoli tewas akibat luka tembak di bagian kepala. "Terdapat satu luka tembak di kepala bagian kiri belakang," kata Ramon, usai mengikuti proses otopsi Pendeta Kongkoli di Rumah Sakit Umum (RSU) Woodward Palu, Senin. Ramon mengatakan, satu proyektil yang bersarang di kepala korban berhasil dikeluarkan. Namun, ia menolak menyebutkan jenis proyektil yang menyebabkan kematian Sekretaris Umum Majelis Sinode GKST (Gereja Kristen Sulawesi Tengah) tersebut, karena hal itu menjadi kewenangan laboratorium forensik (labfor). "Kewenangan Labfor menentukan jenis proyektil dan senjata yang digunakan pelaku," ujarnya. Pendeta Kongkoli pada Senin pagi sekira pukul 08:15 Wita ditembak oleh dua orang tak di kenal saat berada di toko bangunan "Sinar Sakti" di Jalan Monginsidi, Palu Selatan. Saat kejadian, Kongkoli ditemani istrinya yang anggota polisi, Iptu Rita Kupa, dan Gea (4), anak angkatnya. Namun, Rita dan Gea lolos dari maut, karena menuju mobil pribadi mereka lebih awal. Pelaku melarikan diri menggunakan motor jenis bebek, setelah korbannya roboh bersimbah darah. Rita dibantu warga yang berada di lokasi kejadian segera mengevakuasi korban ke RSU Woodward milik Yayasan Bala Kesalamatan Palu, sekira 500 meter dari lokasi kejadian. Akibat pendarahan, Pendeta Kongkoli meninggal dunia sesaat setelah tiba di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RSU Woodward. Setelah dilakukan otopsi, jenazah Kongkoli dibawa ke rumah duka di Jalan Tandjung Manimbaya, Palu Selatan. Kongkoli juga merupakan pemuka agama nasrani kedua yang tewas akibat aksi penembak misterius, setelah pendeta Susianti Lusiana Tinulele ditembak saat memimpin ibadah di Gereja Effatha di Jalan Banteng Palu pada 18 Juli 2004. Dalam peristiwa naas itu, Pendeta Susianti meninggal di tempat, yakni di mimbar tempatnya berkhotbah. Aksi penembakan misterius menggunakan senjata genggam yang mengakibatkan Pendeta Kongkoli terbunuh terjadi di saat Polda Sulteng menggelar operasi kontigensi serta status Kota Palu dan Poso dalam Siaga I. Selain itu, tewasnya Pendeta Kongkoli menjadi aksi penembakan misterius kedua kalinya di kawasan pertokoan Jalan Monginsidi Palu, Sulawesi Tengah. Penembakan pertama terjadi 10 Februari 2006 dengan korban William (61), penjual emas. William ditembak dua orang tak dikenal dari jarak kurang dari 10 meter, yang mengakibatkannya tewas setelah mendapat perawatan selama tiga hari di salah satu rumah sakit di Makassar, Sulawesi Selatan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006