Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia (Garuda) mengumumkan kinerja keuangan pada semester I 2006 mengalami kerugian senilai Rp360 miliar, atau rendah dari periode yang sama pada 2005 senilai Rp481 miliar. "Indikasi ini karena persaingan yang kompetitif pada full service airline di domestik, regional dan internasional, dan akibat kenaikan harga minyak mentah dunia yang trennya naik dalam satu tahun terakhir," kata Direktur Utama (Dirut) Garuda, Emirsyah Satar, kepada pers saat buka bersama di Jakarta, Senin malam. Selama semester I tahun 2006 juga, ia mengemukakan, utang Garuda juga menurun, yaitu dari 804,2 juta dolar AS per Maret 2005 menjadi 771 juta dolar AS per Juni 2006, karena Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut melaksanakan pembayaran utang senilai 33,2 juta dolar AS. "Bahkan, arus kas perusahaan selama Januari-September 2006 terus meningkat dibanding periode yang sama pada dua tahun terakhir," kata Emirsyah. Dia mengemukakan pula, pihaknya sedang berupaya memenuhi empat beban program transformasi bisnis yang dilaksanakan Garuda sesuai permintaan pemegang saham, yakni perbaikan manajemen atau organisasi, efisiensi biaya, peningkatan pendapatan dan privatisasi dan divestasi anak perusahaan dan perbaikan keuangan. "Soal efisiensi biaya, kami menargetkan bisa 25 persen dalam tiga tahun atau lebih baik dari harapan pemegang saham sebesar lima hingga 10 persen," demikian Emirsyah. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006