Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro mengatakan bahwa untuk mengalihkan pemakaian bahan bakar gas ke batubara di kilang gas alam cair (LNG) Bontang membutuhkan investasi sekitar 500 juta dolar AS. "Investasinya cukup besar yakni antara 500 sampai 600 juta dolar AS," katanya di Kantor Wapres Jakarta, Rabu, usai rapat tentang kelanjutan rencana mengkonversi pemakaian gas dengan batubara untuk energi di LNG Bontang. Selain Purnomo, hadir dalam rapat tersebut Menko Perekonomian Boediono, Menneg BUMN Sugiharto, Kepala BP Migas Kardaya Warnika, Dirut Pertamina Ari Soemarno dan Dirut LNG Bontang. Menurut dia, Dirut LNG Bontang sekarang sedang mempersiapkan dokumen tender untuk pengantian bahan bakar gas ke batubara tersebut. "Ada dua pilihan sebetulnya untuk mengganti bahan bakar gas dengan batu bara, apakah akan dilaksanakan sendiri atau pihak ketiga yang akan melakukan itu," katanya. Purnomo menambahkan, untuk keperluan tersebut ada plus minusnya, namun kalau dilakukan oleh pihak ketiga kemungkinan akan bisa lebih cepat dibanding jika dikerjakan sendiri oleh LNG Bontang. "Rapat tadi meminta supaya Dirut LNG bontang mempersiapkan untuk mekanisme tersebut," katanya. Modus yang akan dikembangkan nantinya menggunakan modus mirip Independent Power Producer (IPP). "Nanti LNG Bontang akan membeli steam dari pihak ketiga, yang sekarang sedang kita hitung berapa rupiah per ton-nya sebagai harga patokan untuk tendernya," katanya. Dalam rapat tersebut, pihak LNG Bontang diberi waktu sekitar dua minggu untuk membahasnya dan kemudian memberikan laporan mengenai perkembangan masalah itu. Menurut Purnomo, apa yang akan dilakukan LNG Bontang tersebut merupakan pengalaman pertama di sektor "oil and gas" yang terkait hubungan kerja antara swasta dan BUMN (PT LNG Bontang) dalam bentuk penyediaan steam.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006